Ekspresionline.com
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
Ekspresionline.com
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
Ekspresionline.com
No Result
View All Result
Home Berita

Aksi Mural Solidaritas : Wujud Perlawanan Warga Wadas

by Fadli Muhammad
Wednesday, 1 September 2021
in Berita, Lingkup Nasional
0
Aksi Mural Solidaritas : Wujud Perlawanan Warga Wadas

Salah seorang seniman sedang menggambar mural di tembok rumah warga/Foto diambil oleh Fenita Istiqomah

Share on FacebookShare on Twitter

Ekspresionline.com–Warga Wadas menggelar aksi mural di wilayah desanya selama dua hari, mulai Sabtu (28/8/2021) hingga Minggu (29/8). Aksi ini merupakan bentuk konsistensi warga yang menolak rencana penambangan quarry di wilayah Desa Wadas.

Setelah melakukan berbagai upaya penolakan sebelumnya, seperti aksi mujahadah, Aksi  Pit Dhuwur [aksi bersepeda], aksi protes terbuka di beberapa titik keramaian, hingga gugatan ke pemerintah. Kini warga Wadas menggelar aksi dengan bentuk lain yaitu menggambar mural.

Selain sebagai bentuk konsistensi penolakan terhadap tambang quarry, aksi ini juga digelar untuk mengawal putusan dari gugatan resmi warga yang dilayangkan kepada Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang pada 12 Juli lalu.

Meski aksi mural sudah ramai diperbincangkan di media sosial dan rawan dihapus aparat, Wadas tetap berusaha menyukseskan aksi tersebut.

Benar saja, pengerjaan mural di Wadas pun sempat berhenti beberapa jam pada Sabtu (28/8) malam lantaran ada patroli dari Polsek Bener. Walakin, warga dan para seniman tidak gentar. Aksi tetap dilanjutkan hingga Minggu (29/8), bahkan ada yang melanjutkan proses menggambar pada Senin (30/8) pagi.

“Tujuan kita juga menjalin solidaritas. Kawan-kawan bisa membantu [mendukung perlawanan] warga Wadas dalam bentuk apapun,” jelas Fajar, salah satu koordinator aksi mural, ketika diwawancara di lokasi.

Aksi ini diikuti oleh seniman dari berbagai wilayah Jawa Tengah hingga Yogyakarta. Banyak seniman yang sebenarnya ingin bergabung dan bersolidaritas. Namun, karena masih dalam masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), pihak penyelenggara membatasi jumlah peserta menjadi 20 seniman saja.

Menurut Isrol, salah satu seniman mural yang turut andil dalam aksi ini, dukungan dari berbagai elemen sangat penting guna menguatkan perlawanan warga Wadas.

“[Mural] bukan satu-satunya solusi [dalam memprotes kebijakan pemerintah], tetapi ini bisa menjadi agitasi publik dalam melihat [seni] visual,” katanya.

“[Selain itu, kami juga ingin] memberi keyakinan bahwa mereka [warga Wadas] tidak sendiri, tapi seniman juga turut serta di situ, berkontribusi dalam gerakan-gerakan mereka,” imbuhnya.

Di salah satu bangunan milik warga, Isrol membuat potret seorang petani perempuan tua memakai caping bambu. Ia berfokus pada peran perempuan wadas (Wadon Wadas) yang punya andil besar dalam gerakan penolakan tambang sejak awal. Isrol juga menyertakan frasa Nandur Panguripan ‘Menanam Kehidupan’ di bawah muralnya.

Sebelumnya, seniman asal Bantul tersebut memang belum pernah turun lapangan ke Wadas. Namun, ia rutin mengikuti perkembangan perlawanan warga Wadas melalui media sosial. Dari situlah interpretasi seni muralnya dibentuk.

“Kita harus kenalin dulu konteksnya terus apa yang bisa diambil dari narasi besarnya yang kemudian diinterpretasikan ke dalam satu obyek satu gambar,” jelas Isrol.

Terkait tembok-tembok yang digunakan sebagai media gambar, semuanya sudah mendapat izin sang pemilik. Kebanyakan mural dibikin di tembok-tembok rumah warga. Namun, tidak semua rumah digambar karena juga ada pertimbangan lokasi yang strategis, mudah dilihat.

“Setelah kita melakukan mural itu ternyata warga antusias dan kemarin pun ada beberapa rumah yang kemudian [juga] ingin digambar,” kata koordinator penyelenggara aksi mural ini.

Menurut Fajar, sebenarnya aksi mural ini sudah ada sejak tahun lalu [2020] tetapi saat itu partisipannya sedikit. Tahun ini pemuda kembali mengundang para seniman untuk membuat gambar mural lebih banyak.

“Harapannya, semua warga yang menolak rencana ini [penambangan quarry], [rumahnya] ya tak gambar,” pungkasnya.

Fadli Muhammad

Reporter : Fenita Istiqomah

Editor : Ayu Cellia Firnanda

Previous Post

Pertahankan Sisi Religi, Panitia PKKMB FMIPA Gelar Spiritual Journey

Next Post

Ormawa Se-UNY Gelar Sarasehan di PKKMB UNY 2021

Next Post
Ormawa Se-UNY Gelar Sarasehan di PKKMB UNY 2021

Ormawa Se-UNY Gelar Sarasehan di PKKMB UNY 2021

Ekspresionline.com

© 2019 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY

Navigate Site

  • KONTRIBUSI
  • IKLAN
  • BLOG
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • TENTANG KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik

© 2019 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY