Selasar–Bank Sampah Gemah Ripah yang berlokasi di Dusun Nitikan, Desa Wirokerten, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, telah berhasil mengelola sampah menjadi produk bernilai ekonomis. Didukung oleh semangat masyarakat dan pengelolanya, inisiatif ini menjadi salah satu contoh inovasi pengelolaan sampah yang inspiratif di Indonesia.
Menurut pengelola Bank Sampah Gemah Ripah, program ini lahir dari kondisi lingkungan yang rusak akibat gempa Bantul pada 2006. Sampah berserakan pascagempa memunculkan ide bagi Bapak Bambang, sang pendiri, untuk menciptakan bank sampah pada 23 Februari 2008. Tujuannya adalah membersihkan lingkungan sekaligus meningkatkan kesadaran bahwa sampah yang dianggap tidak berguna dapat memiliki nilai ekonomi.
Bank Sampah Gemah Ripah menerima hingga 40 jenis sampah, termasuk plastik, kertas, dan botol. Sampah yang dikumpulkan dipilah menjadi dua kategori: sampah layak jual dan sampah layak kreasi. Sampah seperti plastik kresek dan kemasan botol disalurkan ke mitra pengrajin dan UMKM untuk diolah menjadi produk kreatif, seperti tas, dekorasi, hingga barang fungsional lainnya. “Sampah yang semisal seperti sampah plastic, kardus, dan lain-lain sebenarnya bisa dimanfaatkan Kembali atau dijual,” ujar pengelola.
Setiap bulannya, bank sampah ini mendaur ulang antara 700 kilogram hingga 1,5 ton sampah. Proses ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga memberikan penghasilan tambahan bagi pelaku UMKM.
Selain pengelolaan sampah, bank sampah ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi. Dengan rata-rata 2 hingga 30 kunjungan per bulan, banyak sekolah dan instansi memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar lebih dalam tentang pengelolaan sampah.
Selain Bank Sampah Gemah Ripah, Project B Indonesia yang didirikan oleh mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta pada 2008 juga menjadi contoh pengelolaan sampah yang berhasil. Project B Indonesia menerima sampah kemasan seperti bungkus makanan dan minuman, yang kemudian diolah menjadi produk kreatif.
Lokasi operasional Project B Indonesia berada di Jalan Banteng Baru I No. 4, Sleman, Yogyakarta. Proses pengolahan melibatkan ibu rumah tangga dan anak muda, mulai dari pencucian, pengeringan, hingga produksi barang jadi. Hingga kini, produk daur ulang mereka telah dipasarkan secara online dan offline.
Meski telah menjalin kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk pengelolaan sampah organik, dukungan pemerintah dinilai masih belum optimal dan bersifat tidak menentu. Namun demikian, masyarakat dari luar Bantul, bahkan dari wilayah lain, turut berkontribusi dengan mengirimkan sampah mereka ke bank sampah ini.
Bank Sampah Gemah Ripah dan Project B Indonesia membuktikan bahwa sampah dapat diolah menjadi produk berkualitas dengan pengelolaan yang tepat. Dengan melibatkan masyarakat dan menciptakan kolaborasi, kedua inisiatif ini menjadi inspirasi untuk diterapkan di berbagai wilayah sebagai solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Kharisma Nurlaila
Reporter: El Saffa Difa Hanifa
Editor: Giovanni Waskito Prawira