Ekspresionline.com–Momen Pemilihan Umum Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (Pemilwa KM) UNY 2024 telah berakhir. Berdasarkan Hasil Rekapitulasi Pemilwa KM UNY 2024 pada 29 Desember 2024, salah satu persaingan melawan kotak kosong terjadi di FIPP UNY. Pasangan calon (paslon) nomor urut 01, Juy Zulfi Ali Akbar dan Rio Wahyu Nugroho memenangkan Pemilwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIPP dengan perolehan 1.395 suara.
Di tengah perayaan kontestasi tersebut, muncul Seruan Kampanye Kotak Kosong dengan tagar #ANTI KAMMI yang diinisiasi oleh Tim Batalisator. Batalisator merupakan gerakan yang dibentuk sebagai respons terhadap sejumlah keresahan yang terjadi di FIPP UNY.
Penggunaan nama “Batalisator” tersebut berasal dari diksi kabinet yang terpilih dari calon BEM KM FIPP UNY 2024 yaitu “katalisator” yang di mana dalam KBBI berarti perubahan. Namun, dalam program kerja calon Ketua dan Wakil Ketua BEM KM FIPP UNY 2024 kenyataannya sama sekali tidak menawarkan perubahan yang signifikan.
“Karena nggak ada perubahan sama sekali yang dibawakan oleh saudara ketua dan wakil ketua terpilih ini makanya keluar diksi batal, batalisator gitu,” terang salah satu inisiatornya, Bambang (nama samaran), Jumat (03/01/2025).
Ia menjelaskan bahwa nama gerakan tersebut dipilih karena menganggap katalisator itu batal (tidak terwujud) sehingga muncullah istilah “Batalisator”.
Tujuan utama dibentuknya Batalisator adalah untuk mengampanyekan pilihan kotak kosong dalam Pemilwa BEM KM FIPP UNY 2024. Gerakan ini menyerukan kepada seluruh mahasiswa FIPP UNY untuk memilih kotak kosong sebagai pernyataan sikap atas ketidakpuasan terhadap calon-calon yang ada dan sebagai bentuk partisipasi yang lebih bermakna daripada sekadar abstain atau tidak memberikan suara sama sekali.
Ari (nama samaran) yang juga merupakan salah satu inisiator Tim Batalisator mengatakan bahwa tujuan dari Batalisator ini adalah untuk memenangkan kotak kosong pada Pemilwa BEM KM FIPP UNY 2024 kali ini.
“Pada awalnya kita kira akan ada persaingan ternyata cuma satu dan bagaimana cara melawan kan nggak mungkin buat ngojok-ngojok i tok kayak ayo nggak usah milih, kita juga bergerak berdasarkan apa yang kita bisa untuk tujuannya tetep kita memenangkan,” kata Ari, Jumat (03/01/2025).
Ia menambahkan bahwa strategi ini dipilih karena hanya ada satu pasangan calon yang berkompetisi.
Latar Belakang Pembentukan Batalisator
Pembentukan Batalisator dilatarbelakangi oleh adanya satu pemikiran atas dasar keresahan-keresahan yang timbul selama beberapa tahun di FIPP UNY, yakni keresahan yang berpusat pada permasalahan kegiatan Pemilwa BEM KM FIPP UNY.
Bambang mengatakan bahwa FIPP itu selalu dipimpin oleh anggota organisasi mahasiswa ekstra kampus (ormek) yang sama, yakni KAMMI. Keresahan ini dimulai dari keresahan internal karena seringnya paslon 01 Ketua dan Wakil Ketua BEM FIPP UNY 2024 berinteraksi dengan anggota ormek tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang dominasi berkelanjutan satu ormek dalam kepemimpinan di FIPP UNY.
“Makanya, diksi yang kita munculkan pertama kali itu Batalisator adalah dari KAMMI sehingga kita memunculkan itu [diksi tagar #ANTIKAMMI] untuk merepresentasikan itu [KAMMI],” urai Bambang.
Selain itu, keresahan lainnya ialah mengenai ketidaksiapan yang ditunjukkan oleh paslon 01 dalam Pemilwa BEM FIPP UNY 2024. Hal ini terlihat dari track record buruknya paslon 01 ketika Pemilwa berlangsung, antara lain keterlambatan ketika datang dalam uji publik, tidak memberikan klarifikasi atas pelanggaran kampanye, dan menunjukkan pengetahuan yang minim tentang mahasiswa di fakultas.
“Kita belum melihat dari kedua uji publik yang dilaksanakan oleh KPU itu belum menunjukkan mereka siap begitu.” imbuh Ari.
Menelisik Tim Batalisator
Batalisator ini dibentuk oleh tujuh inisiator yang merupakan pemegang kekuasaan di FIPP UNY tahun 2024.
“Saya tidak akan mengatakan siapa orangnya, tapi itu [inisiator Batalisator] adalah salah satu petinggi-petinggi yang ada di FIPP tentunya dan tidak semua, tapi beberapa orang petinggi di FIPP UNY,” ungkap Bambang.
Ia juga menegaskan bahwa istilah “petinggi-petinggi” yang digunakannya tidak serta-merta merujuk pada Ketua HIMA. Oleh karena itu, asumsi yang beredar mengenai keterlibatan Ketua atau pengurus inti/pengurus harian HIMA dalam gerakan Batalisator itu tidaklah benar.
“Itu belum tentu ketua HIMA. Saya makanya [memakai diksi] petinggi-petinggi FIPP UNY,” lanjutnya.
Dalam proses pembentukan Tim Batalisator, Ari menekankan bahwa tidak dilakukan penjaringan anggota. Sebaliknya, tim ini dibentuk berdasarkan satu gagasan atau pemikiran utama.
“Kami nggak ada sama sekali buat ‘ayo ikut, yok ayo ikut’ karena kita sama-sama punya pemikiran kayak aduh kalo misal ini lagi kayaknya bakal kayak gini terus deh dan bakal kekontrol, kayak gitu.” tutur Ari.
Desta Yunda Dewanti
Reporter: Aini Rizka Rahmadini, Dita Iva Sabrina
Editor: Antasya Mahaditya Islami