Ekspresionline.com–Pencairan dana KIP Kuliah semester ganjil mengalami keterlambatan. Hal itu berkaitan dengan perlunya validasi data DIKTI sebelum dilakukannya pengajuan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Ekspresi, saat ini proses validasi data tengah berlangsung. Berbagai upaya telah dilakukan pihak birokrasi UNY guna mempercepat pencairan tersebut.
“Jadi, ada validasi data DIKTI yang menghambat proses pengajuan, dari proses pengajuan ke pusat itu memerlukan sinkronisasi data dari DIKTI. Jadi memang masih tahap validasi sampai saat ini,” terang Rizky Setya Nugraha, perwakilan FOMUNY, saat ditemui Ekspresi pada Kamis (26/09/2024).
Pihak FOMUNY sendiri telah beberapa kali menemui pihak kampus guna menjembatani aspirasi mahasiswa. FOMUNY meminta agar birokrasi memberikan surat edaran guna menanggapi keluhan mahasiswa.
Berdasar hasil audiensi dengan sub akademik, terdapat beberapa poin yang menjadi sorotan. Pertama, pihak kampus menyayangkan penggunaan data PDDikti untuk verifikasi data mahasiswa KIP. Kedua, akan diadakannya lobbying dengan pihak pusat agar dapat mempercepat proses pencairan. Namun, untuk kepastiannya sendiri, proses sinkron data baru bisa dimulai minimal 10 Oktober mendatang dengan estimasi penyelesaian 10 hari.
Sejauh ini, pihak FOMUNY terus mencoba menjembatani aspirasi mahasiswa yang ada. Guna memberikan pemahaman mengenai situasi mahasiswa, maupun usaha yang terus dilakukan pihak kampus.
“Sudah [ada respon]. Seperti yang sudah tersebar di grup-grup fakultas KIP. Itu bahkan sampai tersebar di sg [snapgram] Sahabat KIP Kuliah. Nah, itu kan bc[broadcast]-an dari kita,” tukas Rizky.
Dari penjelasan FOMUNY terkait audiensi dengan kampus, kampus memang memerlukan validasi, kendati walau tanpa validasi pencairan dana dapat langsung dijalankan. Namun, hal itu akan berakibat vatal ketika ada kesalahan penulisan nama atau sebagainya saat kelulusan dan terlanjur tercantum di ijazah.
Keterlambatan Nyata Berimbas pada Mahasiswa
Dari laporan yang didapat, terdapat beberapa mahasiswa yang mengeluhkan akan keterlambatan ini. Banyak kebutuhan mereka yang dialokasikan dengan dana dari KIP Kuliah.
Beberapa mahasiswa menggunakan dana ini guna membayar kos, keperluan tugas, dan sebagainya. Bahkan, ada beberapa mahasiswa yang sampai berhutang karena menunggu dana yang tak kunjung cair.
“Sangat disayangkan terutama untuk mahasiswa yang luar kota, biaya sehari-hari, kos, keperluan praktikum, akomodasi bensin,” jelas Bayu, mahasiswa KIP UNY saat diwawancarai pada Sabtu (28/09/2024).
Bayu menyayangkan keterlambatan ini membuat beberapa orang harus rela meminjam uang ke teman, atau bahkan terkena pinjol. Hal itu adalah imbas dari kondisi tidak adanya kepastian terkait penurunan dana KIP.
Terkait validasi, Bayu mempertanyakan mengapa UNY sendiri belum turun, kendati UGM sudah turun padahal sama-sama menggunakan update manual.
Hal demikian juga sama dirasakan Ghalih, mahasiswa UNY yang tengah disibukkan dengan praktik kependidikan.
“Terhambat [aktivitasnya] karena kebutuhan yang harus tertunda. Kebutuhan motor [servis] karena mau KKN, beli bahan taks biar cepat lulus,” jelas Ghalih saat ditemui Ekspresi di sela kesibukan membuat laporan PK pada Sabtu (28/09/2024).
Keterlambatan juga Dialami Kampus Lain
Ekspresi berhasil menghubungi Vivi, salah satu mahasiswi kampus swasta di Jogja. Ia juga mengeluhkan keterlambatan pencairan dana KIP yang membuat aktivitas penunjang akademiknya terhambat.
“Dampak pencairan menghambat beberapa hal, karena dana dialokasikan untuk biaya hidup dan kebutuhan eksternal dalam menunjang perkuliahan,” keluh Vivi saat dihubungi via WhatsApp (26/09/2024).
Ia menambahkan, dampak yang ia rasakan adalah keterlambatan pembayaran kos yang sitemnya kontrak. Ia juga perlu meminimalisasi dana makan, menunda pembelian buku-buku perkuliahan, dan lainnya.
Berbeda dengan mahasiswa UNY yang berharap ada kejelasan, keterlambatan pencairan dana di kampus Vivi disebabkan oleh pengajuan nilai. Hal itu dikarenakan pencairan KIP tergantung dengan kapan nilai disetorkan.
Karena perbedaan sistem tersebut, Vivi berharap agar mahasiswa dan pihak akademik kampusnya agar segera menginput nilai dan menyerahkan hasil rekapnya ke bagian kemahasiswaan.
Pihak FOMUNY sendiri telah membuat rekapan data terkait pelaporan kesulitan ekonomi mahasisa KIP.
“Ya tentunya kendala ekonomi ya, beberapa teman ada yang menyambatkan itu. Ada yang sampai diusir dari kos, terus ada yang dioyak-oyak. Paling sering [persoalannya] itu sih, buat bayar kos,” imbuh Rizky pada Ekspresi.
Rizqy Saiful Amar
Reporter: Aini Rizka Ramadini
Editor: Rosmitha Juanitasari