Ekspresionline.com– Tema Rekoneksi terpancar jelas dalam konferensi pers pameran seni yang diselenggarakan oleh Dosen, Alumni, dan Mahasiswa (DAM) UNY. Pameran ini berlangsung sejak 27 Mei sampai dengan 1 Juni 2024 dan berlokasi di Bale Banjar Sangkring, Bantul. Pameran ini memamerkan karya seni dari berbagai generasi angkatan alumni, mencerminkan keragaman gaya dan perspektif para seniman.
Pameran DAM kali ini menjadi pameran kedua yang diselenggarakan secara luring pasca pandemi, dengan pameran luring pertama yang sebelumnya berlokasi di TVRI Yogyakarta. Tema Rekoneksi dipilih dengan tujuan membuka ruang bagi berbagai seniman dan menghubungkan mereka dengan berbagai penafsiran.
Melalui informasi yang didapatkan melalui konferensi pers, pameran ini merupakan pameran DAM pertama yang mengundang kurator luar, yaitu Karen Hardini. Fokus pameran kali ini terletak pada pembaruan manajemen pameran, dengan mengundang beberapa seniman alumni dan mengadakan open call karya bagi mahasiswa.
Proses seleksi karya dilakukan dengan cermat, memilih seniman yang mewakili berbagai kategori seni, tanpa berniat membatasi mereka dalam kotak-kotak tertentu.
“Jadi dipilih dari kategori seniman tertentu, dengan style tertentu, dari angkatan tertentu gitu. Nah karena perwakilan, jadi enggak mungkin semuanya bisa diundang. Tujuannya itu bukan untuk mengkotak-kotakkan alumni, tapi justru untuk bisa merangkul alumni yang tadinya tidak terlalu aware tentang DAM jadi aware tentang DAM, gitu,” jelas Xenovida selaku ketua pelaksana pameran DAM 2024.
Pameran ini diikuti lebih dari 100 seniman, dengan kuota yang ditetapkan untuk merepresentasikan keragaman angkatan, gaya dan tema karya, serta asal daerah mereka, aspek keragaman tersebut juga berlaku sebagai kriteria utama dalam pemilihan seniman undangan.
Terdapat pro dan kontra terkait seleksi ini. Ada yang menyambut baik upaya DAM untuk merangkul lebih banyak seniman, tetapi ada juga pihak yang menyayangkan keterbatasan kapasitas ruang pameran sehingga menyebabkan beberapa seniman tidak dapat berpartisipasi.
Proses kolaborasi dalam pameran ini terjalin dengan baik, berkat kerja keras panitia yang terdiri dari banyak dosen muda. “Lumayan menantang [untuk kolaborasi], apalagi panitianya banyak dosen muda juga, jadi lebih banyak dosen yang junior yang diandalkan untuk jadi panitia,” ujar Xenovida pada Ekspresi.
“Koneksi alumni juga sangat membantu dalam proses kurasi dan pelaksanaan pameran. Pemberian waktu yang cukup bagi para seniman untuk menyelesaikan karyanya juga memungkinkan kolaborasi yang lebih optimal. Terus alumni juga perannya selain menyumbangkan karya juga yang paling membantu koneksi-koneksi dari alumni-alumni untuk menyebarkan informasi tentang DAM ini, jadi kalau cuma mengandalkan [koneksi] jejaring dosen dan mahasiswa kan sangat terbatas,” tambah Xenovida.
Pengumpulan karya dilakukan selama dua minggu dibantu melalui formulir daring yang berperan dalam pengumpulan serta pendataan karya. Sistem pendataan ini terbukti efektif dalam membantu pengelolaan pameran dengan catatan tetap ada dukungan dari panitia dalam prosesnya.
“Kalau tidak mengisi form nanti akan lebih lama prosesnya, cuma kelemahannya kalau terlewat form-nya kita harus men-track gitu, jadi biarpun udah diminta mengisi form, kadang-kadang seniman tu lebih banyak urusannya daripada ngisi form [makannya] itu harus dibantu [oleh panitia], tapi so far lumayan tertata.”
Dana untuk pameran ini sebagian besar berasal dari UNY, dengan harapan kedepannya dapat memperoleh sponsor lebih banyak. Untungnya, berkat koneksi alumni, kerja keras panitia, serta kurator arus utama yang bersedia membantu, pameran ini dapat terwujud dengan sukses. “Kalau harapan untuk sponsor tentu ada untuk kedepannya dapat maksimal lagi,” ungkap Xenovida ketika wawancara pada tanggal 28 Mei 2024.
Harapan utama panitia pameran adalah untuk memberikan pengalaman bagi para pengunjung. ”Ini loh karya-karya dari jebolan Universitas Negeri Yogyakarta, kalau ISI [Institut Seni Indonesia] kan udah pasti [lebih dikenal], nah ini teman-teman dari pendidikan seni juga bisa berkarya. Pendidikan Seni Rupa bisa berkarya dan gak bisa dianggap remeh,” ujar Xenovida.
Selain pameran seni, terdapat rangkaian kegiatan lainnya, seperti seminar “Ngaji Komik#6” yang diselenggarakan di gedung Pusat Layanan Akademik (PLA) FBSB guna memberikan wadah bagi para seniman dan ilustrator untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. Setelah seminar, akan diadakan pameran komik di gedung galeri pendidikan seni rupa selama 3 hari. Adapun dalam kegiatan ”Ngaji Komik#6” terdapat acara lainnya yaitu ”Coswalk” pada Rabu siang.
Sebagai pembeda dari tahun-tahun sebelumnya, tolok ukur kesuksesan pameran DAM kali ini tidak mengacu pada jumlah pengunjung yang datang, meskipun hal itu masih akan menjadi bonus. Fokus utama panitia adalah meningkatkan manajemen pameran dan memperbaiki pendataan karya dibandingkan pameran DAM tahun-tahun sebelumnya.
Bayu Aji Setyowibowo
Reporter: Bayu Aji Setyowibowo dan Nugrahani Annisa
Editor: Aini Rizka Rahmadini