Ekspresionline.com–Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) menjadi momentum awal bagi mahasiswa baru dalam menjalani transisi dan adaptasi di dunia perkuliahan. Sebagaimana tujuan khusus PKKMB 2024 nomor 4 dalam buku panduan PKKMB 2024, bahwa PKKMB juga bertujuan untuk mewujudkan kampus yang ramah (inklusif).
Bertepatan dengan rangkaian kegiatan PKKMB tersebut, akomodasi bagi mahasiswa berkebutuhan khusus menjadi tanggung jawab kampus sebagai perwujudan pendidikan yang inklusif.
***
Salah satu dari rangkaian PKKMB UNY adalah pameran prestasi dan UKM Expo yang digelar di halaman Gedung Olahraga (GOR) UNY (7/8/2024). Stan tersebut terdiri dari 41 stan UKM, ORMAWA, beberapa stan layanan akademik dan nonakademik UNY.
Sebanyak 9 fakultas dibagi dalam 2 sesi. Jadwal sesi 1 pada pukul 07.30-11.00 WIB untuk FIPP, FBSB, FMIPA, dan FT. Sedangkan sesi 2 pada pukul 12.00-15.00 WIB adalah kunjungan untuk FISHIPOL, FIKK, FEB, FV, dan FK.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Rektor UNY, Prof. Dr. Sumaryanto, M.Kes., AIFO dilanjutkan dengan karnaval UKM dan kunjungan stan sesuai jadwal sesi.
Akomodasi Keberangkatan ke GOR UNY
Keberangkatan mahasiswa menuju GOR dari fakultas masing-masing, begitu pun dengan teman-teman difabel. “Saya berangkat ke Expo UKM menggunakan mobil fasilitator dengan teman-teman [tunanetra] FIPP dan didampingi oleh 2 fasilitator,” tulis Ridha mahasiswi prodi Bimbingan Konseling penyandang hard of hearing dalam wawancara melalui WhatsApp (11/8/2024).
Lain halnya dengan Ikhsan, mahasiswa berkebutuhan khusus tunanetra dari Pendidikan Teknik Informatika (FT) dan Alya, mahasiswi berkebutuhan khusus tunarungu asal Pendidikan Seni Rupa (FBSB).
Mereka berangkat dari fakultas berjalan kaki bersama temannya saat menuju GOR. “Memang dari saya sendiri tidak mencari pendamping, jadi hanya dibersamai teman saya yang satu gugus,” ungkap Ikhsan ketika wawancara (7/8/2024).
Sedangkan Ikhwan maba prodi Sastra Indonesia berkebutuhan khusus tunanetra, dalam wawancara turut menceritakan, “Selama 3 hari PKKMB Universitas itu diakomodir sama mobil. Jadi, kami yang difabel nggak jalan.” Saat menuju GOR pun ia diantar oleh koordinator pemandu fakultasnya menuju posko (tempat mahasiswa difabel berkumpul).
Bantuan dari Relawan Komunitas Teman Inklusi
Mewujudkan lingkungan kampus yang inklusif, selama rangkaian PKKMB UNY 2024 Mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNY turut bergerak mengakomodasi teman-teman berkebutuhan khusus.
Mereka adalah relawan dari komunitas Teman Inklusi yang membersamai mahasiswa baru difabel memperoleh informasi seputar UKM yang ada selama UKM Expo.
Setelah keberangkatan dari fakultas, teman-teman difabel berkumpul bersama tim relawan di posko untuk mempermudah pengondisian, dan dilanjutkan dengan mengunjungi stan-stan.
Peran mereka dibutuhkan bagi teman-teman difabel, hal tersebut dirasakan sendiri oleh Ikhsan dan kawan-kawan. “Sangat membantu sekali karena kalau tidak ada fasilitator yang mendampingi itu saya kesulitan,” kata Ikhsan ketika wawancara.
Begitu pula dengan Ikhwan, “Aku nggak bayangin semisal nggak difasilitasi itu bener-bener harus survive, untungnya pendamping dan pemandu juga bisa mengakomodir.”
Dirinya bercerita, awalnya sebelum masuk UNY merasa khawatir dan mempertanyakan terkait pengadaan fasilitas bagi mahasiswa difabel. Namun, keresahan tersebut mereda ketika mendapat bantuan dan pendampingan saat PKKMB.
Alya juga menjelaskan, ia didampingi rekannya dari prodi PLB yang membantu menjelaskan dengan bahasa isyarat terkait beragam UKM yang ada. Ridha menambahkan bahwa selama kegiatan tersebut, akomodasi dari fasilitator dirasa sudah sangat cukup membantu.
Sistem Stamp Expo UKM
Teriknya matahari tidak menghalangi semangat mahasiswa baru dalam euforia PKKMB, salah satunya Ikhwan. “Sewaktu pameran kemarin dikasih opsi mau ikut atau enggak, untuk aku mau minta berapa cap pun enggak masalah katanya. Nggak harus sepuluh,” jelasnya.
Dirinya mengaku tetap ingin ikut hari ketiga rangkaian PKKMB Universitas atau UKM Expo itu, lantaran ingin tahu UKM apa saja yang ada sekaligus menambah relasi.
Setelah mengunjungi 4 stan, Ikhwan memutuskan berhenti karena lokasi stan yang kian membludak dipenuhi oleh mahasiswa lain. Terkait pelayanan dari stan, ia juga menjelaskan, “Kendalanya waktu minta penjelasan rame banget, kalau stempel aman sih mereka langsung ngasih.”
Di sisi lain, jadwal kunjungan sesi 1 yang bersamaan dengan mahasiswa dari 4 fakultas menjadi kendala bagi teman-teman difabel. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan menghadapi keramaian situasi UKM Expo.
“Soalnya kami ‘kan tunanetra yang ngandelin telinga. Jadi bingung, yang mau dimasuki [informasi yang diolah] yang mana. Di sana ada lagu, di sini ada orang ngobrol, di sana ada apa,” tutur Ikhwan.
Ikhsan pun merasakan hal yang sama “Pas desak-desakan itu yang membuat sulit, saya juga sempat berhenti [terdistraksi] sebentar saat mencari stempel.”
Hal serupa dengan Ridha, sembari dibantu teman inklusi, dirinya bercerita hanya mendapat 2 stamp lantaran kondisi stan yang benar-benar ramai dan panas.
Sistem stamp yang berlaku tiap stan dirasa menjadi rebutan antar mahasiswa, seperti yang diungkapkan Ridha dan Ikhwan. Pada akhir sesi, teman-teman difabel mendapatkan stamp tidak lebih dari 10 stamp.
Mengulang pernyataan Ikhwan sebelumnya, teman-teman berkebutuhan khusus tetap diperbolehkan menukarkan kertas stempelnya untuk mengambil konsumsi setelah mengisi google form yang berisi peminatan bidang UKM.
Esensi bagi Mahasiswa Berkebutuhan Khusus
Dalam memperoleh informasi, mahasiswa berkebutuhan khusus mendapati sisi positif dan negatif. “Positifnya mahasiswa baru bisa mengetahui prestasi yang sudah diraih oleh UKM atau ORMAWA. Kalau negatifnya mencari stempel itu hanya sekadar untuk memenuhi tugas saja,”tutur Ikhsan.
Mengenai penjelasan deskripsi UKM, Ikhwan merasa presentator dari stan UKM menjelaskan dengan baik dan responsif dalam menjawab pertanyaan, meskipun terkadang informasi yang didengar hanya lewat begitu saja karena terdistraksi dengan banyak suara lain.
Ketika selesai mengikuti UKM Expo beberapa dari mahasiswa difabel cukup mendapatkan gambaran tentang UKM yang ada. “Untuk informasi yang sudah dijelaskan sama penjaga stan menurut saya sudah memberi gambaran yang jelas, ada juga beberapa UKM yang saya minati juga sudah terjawabkan,” jelas Ikhsan.
Ridha juga menyebutkan, “Saya dijelaskan secara detail dan diberikan gambaran hasil karya dari UKM tersebut.” Namun sayang, mahasiswi asal FBSB, Alya justru mengungkapkan jika dirinya belum bisa untuk mengikuti UKM yang ada.
Luisa Diah Cahyaningtyas
Editor: Dita Iva Sabrina
Reporter: Okta Ardia, Desta Yunda, Luisa Diah, Aini Rizka