Ekspresionline.com–Ditinjau dari Surat Edaran (SE) Nomor B/9762/UN34/HM.00.08.02/2020, perkuliahan bagi mahasiswa baru (maba) tahun akademik 2020/2021 baru terlaksana mulai Senin (14/9/20). Melihat dari hal tersebut, segala sesuatu yang berhubungan dengan perkuliahan seperti tugas, pemberian materi, dan sebagainya harusnya mengacu pada SE di atas.
Namun, beberapa dosen Jurusan Otomotif Fakultas Teknik (FT) UNY justru telah memberikan tugas perdana kepada maba pada Minggu (30/8/20). Adapun teknis pemberian tugas dan sistematikanya ialah inisiatif pribadi dari dosen-dosen tersebut.
Hal tersebut dipaparkan oleh Kelana Ade Irawan, mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif. Ia memberikan penuturan secara daring lewat aplikasi Zoom pada Jumat (11/9/20).
“Awalnya itu pelajaran fisika. Dosennya itu menghubungi saya lewat WhatsApp karena saya yang ketua kelas. Kayak ‘Assalamualaikum Mas, selamat pagi. Benar ini ketua kelas A? Saya dosen fisika otomotif. Tugas fisika bisa diakses ya Mas, deadlinenya enam hari,’ gitu. Itu udah dari lama. Mulai tanggal 30 Agustus.”
Kelana menjelaskan bahwa dosen memberikan tugas lewat platform BeSmart. Ia menambahkan pula bahwa dosen yang bersangkutan, yaitu Agus Budiman merupakan pengampu dari tiga mata kuliah di prodinya. Di antaranya fisika, mekanika fluida, dan thermodinamika.
Dosen tersebut juga memiliki asisten dosen yang bertugas menjadi narahubung kepada mahasiswa, “Pak Budiman itu punya asisten yang namanya Mas Alif Riyadi.”
Merespon hal tersebut, kebingungan dan protes di kalangan maba nampak.
“Awalnya sih cuman ngerangkum. Kan teman-temanku sempet protes gitu, dan akhirnya aku ngechat Mas Alif dan dijelasin, ‘Jadi gini, Dek. Kenapa kita mulai (kuliah) duluan supaya kedepannya itu kita gak kaget ngakses BeSmart kayak gini dan langkah-langkahnya. Di sisi lain, kan kita bisa selesai (perkuliahan) lebih awal,’ kata Mas Alifnya gitu.”
Setelah tenggat waktu pengumpulan tugas pada Rabu (5/9/20) dosen berniat untuk melangsungkan perkuliahan daring lewat aplikasi Zoom. Namun di tanggal yang sama, maba menghadiri pertemuan pra-PKKMB yang dilaksanakan panitia lewat medium Google Meet. Sehingga, perkuliahan daring dengan dosen dibatalkan.
Belum berakhir, setelah pemberian tugas pertama pada tiga mata kuliah di atas, tugas selanjutnya menyusul serempak.
“Setelah itu dikasih tugas lagi. Sama sebenarnya [merangkum materi]. Tugasnya antara lain bab kinematika partikel di mata kuliah fisika. Tugas keduanya masuk tanggal 7 September. Terus kalau yang thermodinamika, baru masuk [tugasnya di BeSmart] tadi pagi pukul 05.30,” tutur Kelana.
Ia juga mengonfirmasi bahwa pada tempo pemberian tugas, dosen belum melakukan interaksi perkuliahan daring apa pun. Dosen hanya memberi intruksi kepada mahasiswa lewat asistennya, yang kemudian harus dikerjakan oleh maba sesuai tenggat waktu yang diberikan.
Kejadian serupa juga diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah pendidikan agama Islam. “Ada [tugas juga], tapi ini bukan ngerangkum. Yang ini pendidikan agama Islam, beda matkul. Dosenya Pak Drs. Martubi. Juga ada Matematika Teknik. Keduanya udah berjalan [tugasnya].”
“Untuk yang pendidikan agama Islam itu suruh nulis ayat-ayat Alquran dan menulis arti dari hadis. Yang matematika teknik suruh mempelajari materi dan mengerjakan soal limit aljabar. Kami disuruh mempelajari sendiri. Deadlinenya besok ini.”
Ia menutup dengan memberikan kritik dan saran kepada para dosen yang telah membebankan tugas kepada maba. Kelana berkata bahwa untuk lain waktu, jika para dosen hendak memberi tugas, harap melihat jadwal dan kondisi, dikarenakan maba juga sedang melangsungkan acara PKKMB. Menurut Kelana, tidak seharusnya dosen memberi tugas sebelum waktunya dimulai perkuliahan, yang mana saat itu maba juga telah banyak diberi penugasan oleh panitia PKKMB.
Pemaparan dari Kelana tersebut dibenarkan oleh koordinator PKKMB FT, Bahiy Muhammad Rahmas. Informasi tentang pemberian tugas tersebut juga dibarengi dengan telah dilangsungkannya perkuliahan bagi maba. “Itu memang benar. ada satu dua dosen yang sudah mengadakan perkuliahan,” ungkapnya.
“Aku itu tahunya gara-gara ada pemandu fakultas yang dapat cerita dari anak otomotif, ‘Ini kok tabrakan sama kuliah?’ Nah, terus aku crosscheck. Kebetulan aku juga jadi koordinator kesekretariatan jurusan, jadi aku tahu kasus-kasusnya maba.”
“Pas aku follow up, ini aku denger kok udah mulai perkuliahan ya, kemudian aku konfirmasi ke bagian pendidikan teknik (Diknik). Diknik itu kan ranah antara mahasiswa, bagian pembelajaran, dan dosen. Aku tanya ke diknik, ‘Bu, ini kok udah ada mahasiswa baru yang sudah memulai perkuliahan? Untuk seharusnya kan mahasiswa baru memulai perkuliahan tanggal 14 nanti,’ itu udah aku sampaiin,” pungkas Bahiy yang juga merupakan mahasiswa Pendidikan Teknik Otomotif.
Namun, Bahiy mengungkap bahwa jawaban Diknik atas laporannya masih belum menemukan titik terang. Kemudian, Diknik melalui Bahiy menyarankan agar lebih baik mencari informasi lewat dosen yang bersangkutan.
“Kami disuruh mempelajari sendiri. Deadlinenya besok ini.” -Kelana Ade Irawan-
Wawancara dilanjutkan dengan menghubungi dosen yang bertugas. Agus Budiman dihubungi pada Sabtu (12/9/20) lewat pesan WhatsApp, memberikan konfirmasi terkait permasalahan tersebut.
“Itu memang benar. Pertimbangan saya untuk perkuliahan dalam format daring BeSmart kan lebih luwes, karena bisa dibaca selama seminggu. Niat saya [memberi penugasan terlebih dahulu] untuk menguji coba BeSmart saya, apakah bisa terbaca oleh mahasiswa baru yang mengambil mata kuliah saya.”
“Memang saat itu kelas C Otomotif 2020 ada yang bisa dan mau mencoba, tetapi kelas A keberatan. Akhirnya saya putuskan bersama asisten saya untuk menunda kuliah pada 14 september 2020. Intinya saya ingin mencoba BeSmart saya, karena kalau misalnya tidak bisa diakses, saya akan menggunakan WhatsApp Group (WAG) saja.”
Agus Budiman juga menyampaikan bahwa niatnya tersebut bukan sama sekali memberatkan maba. Ia menambahkan bahwa pada akhirnya, perkuliahan daring perdana melalui platform Zoom masih akan dicobanya kembali pada 14 September.
Pihaknya juga menambahkan bahwa sebenarnya, perkuliahan melalui BeSmart ialah ajang coba-coba. Selama ini, Agus Budiman belum pernah menggunakan perkuliahan melalui BeSmart. Oleh karenanya, ia meminta tolong asistennya yang berasal dari mahasiswa senior untuk mengoperasikan BeSmartnya.
“Kalau sesuai aturan UNY maupun FT, memang disarankan menggunakan BeSmart selama pembelajaran daring ini. Namun ada kebijakan Jurusan Otomotif dan beberapa dosen senior, rasanya lebih enak menggunakan WAG seperti yang saya laksanakan dari Maret sampai dengan Juni 2020 kemarin. Jurusan mempersilakan masing-masing dosen untuk menggunakan aplikasi daring sesuai kemampuan dan kesepakatan dengan mahasiswa.”
Di sisi lain, Agus Budiman juga mengeluhkan sistematika perkuliahan daring yang menurutnya tidak efektif. Sebagaimana dalam anggapannya, tiga mata kuliah yang diampunya dirasa sulit. Pada kuliah tatap muka saja mahasiswa sukar untuk menyerap materi yang disampaikannya, apalagi dalam keadaan daring.
Untuk penuturan masalah kuliah akan berakhir lebih awal dikarenakan telah dimulai lebih dahulu, itu tidak benar. “Sama sekali tidak begitu. Saya tidak pernah mengakhiri kuliah lebih awal. Yang terjadi, saya selalu kekurangan waktu. Ya mungkin itu interpretasi mahasiswa dan itu hak mahasiswa untuk menafsirkan suatu kondisi,” pungkasnya.
Abi Mu’ammar Dzikri
Editor: Arummayang Nuansa