Ekspresionline.com–Tingkat partisipasi mahasiswa FIKK dalam Pemilwa 2024 yang digelar pada Minggu (29/12/2024) terbilang kurang optimal. Hal ini tercermin dari catatan live count pada laman pemilwa.uny.ac.id yang mengungkapkan bahwa persentase pemilih di FIKK hanya sebesar 23,18%. Ini menjadikan FIKK sebagai fakultas dengan persentase pemilih paling rendah dibandingkan dengan delapan fakultas lain di UNY.
Dari keseluruhan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang terdiri dari 3.097 mahasiswa aktif, hanya 718 mahasiswa yang akhirnya menggunakan hak pilih mereka. Padahal, dalam Pemilwa ini suara tiap-tiap mahasiswa FIKK diperlukan untuk menentukan siapa yang akan menduduki jabatan Ketua BEM Universitas, Ketua BEM Fakultas, hingga Ketua HIMA pada masing-masing departemen.
Minimnya Partisipasi dan Upaya Optimalisasi
Berkaca dari Pemilwa 2023, tim KPU dan Bawaslu FIKK UNY yang pada tahun ini hanya terdiri dari enam belas orang juga menyoroti minimnya partisipasi mahasiswa dalam kegiatan Pemilwa. Bagus Aji Saputro selaku Ketua KPU FIKK menyatakan targetnya sebagai Ketua KPU tahun ini adalah untuk mengoptimalkan partisipasi mahasiswa. “Kami [KPU] mengusahakan terus untuk setidaknya [jumlah pemilih] lebih banyak dari tahun lalu, itu tujuan saya,” tutur Bagus.
Selaras dengan tujuan yang telah ia sampaikan, Bagus menjelaskan bahwa KPU telah mencoba berbagai upaya untuk mengoptimalkan partisipasi mahasiswa dalam Pemilwa. “KPU sendiri, sebagai wadah, mengadakan kegiatan publikasi lewat media sosial, IG, WA group, dan lain-lain. Kami juga merangkul semua ketua kelas di FIKK dari angkatan 21 sampai 24 yang tercantum aktif [sebagai DPT] kami rangkul untuk menyebarkan informasi.”
“Sampai saat ini sudah [kami ingatkan] berulang kali, bahkan [sejak] kemarin. Pagi ini kami share serentak, siang kami share di grup-grup terkait, dan sampai saat ini kami juga share untuk keempat atau kelima kalinya untuk mengingatkan teman-teman di seluruh FIKK yang terdaftar sebagai DPT, begitu.”
“Kami akan push terus, biasanya teman-teman di semua agenda kita banyak yang baru sadar saat mendekati deadline akhir, jadi jam tiga sampai setengah empat akan kami push agar teman-temen segera memilih,” tambah Bagus, ketika ditanya mengenai strategi KPU FIKK untuk memaksimalkan jumlah pemilih.
Bagus kemudian menyatakan bahwa segala upaya yang ia dan tim kerahkan dirasa sudah cukup maksimal untuk mendorong tingkat partisipasi mahasiswa pada Pemilwa kali ini. Namun, menurutnya penggunaan hak pilih yang dimiliki mahasiswa akhirnya kembali kepada minat dan kesadaran mereka.
“Apa yang kami [KPU] lakukan menurut saya sudah cukup, dengan melibatkan ketua kelas seluruh FIKK untuk share ke grup kelasnya masing-masing, kemudian kami share ke grup seluruh angkatan, kami juga ada posko di sekretariat yang memang bisa untuk pengaduan, untuk sharing, dan lain-lain, dipersilakan. Kami menyediakan dan mempublikasikan [informasi] berkaitan dengan ketertarikan dan segala macam itu juga dari minat masing-masing,” pungkasnya.
Berkaitan dengan partisipasi mahasiswa dan persentase pemilih pada Pemilwa FIKK. Afwan, salah satu mahasiswa FIKK yang juga menjabat posisi Ketua DPM FIKK UNY menyatakan bahwa persentase jumlah pemilih di FIKK pada tahun ini terbilang cukup, karena menurutnya sulit untuk menggandeng lebih banyak mahasiswa di FIKK.
“23% [pemilih] itu sudah paling bagus buat FIKK, itu udah pencapaian buat KPU tahun sekarang, soalnya saking susahnya [mendorong partisipasi mahasiswa FIKK], apalagi untuk pemilihan ketua BEM universitas itu enggak ada yang tau calonnya siapa, minim wawasan kaya gitu. Untuk politik di kampus, mereka [mahasiswa FIKK] cukup apatis,” terang Afwan.
Senada dengan respon Afwan, mahasiswa FIKK lain yang diwawancarai yakni, Samudra, memberikan tanggapan serupa. “Menurut saya, mahasiswa FIKK dalam mengikuti demokrasi dan partisipasi masih kurang. [kami] Tidak terlalu mengikuti kondisi politik kampus dan rata-rata ya tidak terlalu peduli dengan itu,” ungkapnya.
Kendala dalam Pelaksanaan
Tak dapat dipungkiri, minimnya antusias mahasiswa FIKK untuk terlibat dalam keseluruhan rangkaian kegiatan Pemilwa menjadi kendala tersendiri. Tak hanya minim jumlah pemilih, mahasiswa yang berkenan untuk ikut andil sebagai pihak penyelenggara Pemilwa, yang tak lain adalah KPU dan Bawaslu jumlahnya juga sangat terbatas, ini kemudian menjadi hambatan utama dalam proses Pemilwa FIKK 2024.
Jumlah anggota KPU dan Bawaslu FIKK pada tahun 2024 ini mengalami penurunan drastis, persentase penurunannya bahkan melebihi 50% karena pada tahun sebelumnya, KPU dan Bawaslu berjumlah 35 orang, kini hanya ada 14 orang KPU dan 2 orang Bawaslu.
“Ketua sama stafnya, itu justru [mengalami] pengurangan dari tahun lalu, tahun lalu 35, sekarang pendaftarnya hanya 16. Kalau dirasa cukup sih ya enggak, karena memang dari awal yang daftar ya cuma segitu. Saya yang diamanahi sekarang ya siap enggak siap buat kurang lebih 14 orang buat KPU 2 buat Bawaslu,” jelas Bagus mengenai kondisi KPU dan Bawaslu FIKK.
Ketua KPU FIKK tersebut kemudian mengungkapkan kendala yang ia alami berkaitan dengan minimnya anggota KPU dan Bawaslu FIKK. “Berkaitan dengan kendala, karena memang kami ini [jumlahnya] sedikit bahkan sangat sedikit [dibandingkan] dengan teman-teman [fakultas] lain,” terangnya.
“SDM dari internal KPU sendiri kayak pemain inti semua ibaratnya, satu sie ya dua orang saja, itu jadi salah satu kendala. Dan itu perlu adaptasi karena tahun lalu. Jadi ya meskipun tupoksinya KPU dan Bawaslu itu beda, kami dari awal, berkoordinasi untuk saling bantu aja,” lanjut Bagus.
Timeline Pemilwa tahun ini juga menjadi tantangan tersendiri, pasalnya kali ini Pemilwa diselenggarakan pada saat libur akhir semester. “Karena [pemilihannya] di tanggal 29 Desember, ini juga jadi kendala buat kami karena untuk menarik partisipasi temen-temen juga jadi PR, dikarenakan kami juga [aktif] di lapangan. Mahasiswa olahraga itu kulturnya jauh berbeda [dengan mahasiswa non-olahraga], kami juga ada proses latihan, kemudian juga sebagian besar mahasiswa FIKK itu orang luar DIY,” tegas Bagus.
Selaras dengan kendala yang dirasakan oleh ketua KPU FIKK, Afwan mengungkapkan hal serupa. “Itu [minimnya partisipasi mahasiswa] emang salah satu hambatan di FIKK, karena ketika perkuliahan sedang berjalan pun kita susah untuk mensosialisasikan apa pun, proker apa pun. Apalagi kemarin kan Pemilwa diadakan saat sudah libur apalagi [hari minggu] tanggal 29 itu mereka pasti udah pada sibuk.”
Afwan menambahkan, menurutnya minimnya minat mahasiswa FIKK untuk terlibat dalam kegiatan atau organisasi mahasiswa dalam lingkup kampus adalah karena mereka banyak dari mereka mengutamakan karier dan rata-rata sudah terikat jadwal latihan di cabang olahraga atau di bidang mereka masing-masing.
“Penyebabnya ya itu, satu-satunya, anak FIKK itu mereka fokusnya sudah bukan kuliah, mereka fokusnya sudah lebih ke karier, jadi itu kenapa kok minatnya di organisasi mahasiswa [dan kegiatan lain] kurang, karena fokusnya udah ke karir. Mereka sudah setengah kerja, melatih, ngewasit, rata-rata kaya gitu,” tegas Afwan.
Yang Meningkat dari Tahun Lalu
Di samping kendala yang dialami oleh tim KPU dan Bawaslu FIKK pada Pemilwa 2024 ini, Bagus mengungkapkan terdapat beberapa peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya pada persiapan dan agenda yang diselenggarakan untuk mendukung proses pemilihan nantinya.
“Persiapan yang kami lakukan sudah terstruktur, [tahun ini] lebih baik terutama dari segi publikasi. Dari peserta pemilwa juga banyak peningkatkan, yang sebelumnya [paslon] BEM H-3 baru mendaftar, sekarang sudah mendaftar dan mengikuti timeline kami.”
Selain publikasi informasi, KPU FIKK juga menyelenggarakan beberapa agenda yang terbuka bagi seluruh warga FIKK. “Kami selenggarakan orasi untuk HIMA, kemudian debat terbuka karena BEM cuma satu paslon aja, jadi kami inisiatif untuk debat terbuka dengan audiens, di situ mengundang panelis, kemudian Ketua HIMA, Calon Ketua HIMA dan pengurus BEM aktif [periode 2024]. Calon Ketua BEM [FIKK 2025] di situ yang didebat [oleh audiens dan tamu undangan],” lanjutnya.
Bagus menilai mahasiswa FIKK cukup berpartisipasi secara aktif dalam rangkaian kegiatan yang diselenggarakan KPU. “Iya secara di lapangan aktif. Kemarin [saat debat terbuka] aktif juga banyak [mahasiswa FIKK] yang hadir untuk sekadar mengkritisi, kemudian [mencari tahu] kinerja BEM Fakultas FIKK seperti apa.”
Aini Rizka Rahmadini
Reporter: Aini Rizka dan Dita Iva Sabrina
Editor: Dita Iva Sabrina