Ekspresionline.com–Universitas Negeri Yogyakarta telah selesai melaksanakan PKKMB tahun 2022. PKKMB secara resmi dibuka pada tanggal 22 Agustus dan ditutup melalui acara Closing Ceremony pada hari Minggu, 28 Agustus 2022 secara daring. Banyak mahasiswa baru merasa antusias menjalani rangkaian PKKMB, namun ada pula mahasiswa baru yang merasa ganjil akan peraturan dalam PKKMB ini. KT (19), salah seorang mahasiswa baru di Fakultas Teknik mengungkapkan beberapa keresahannya.
KT mengungkapkan pendapatnya mengenai beberapa tata tertib pada pelaksanaan PKKMB tingkat fakultas, seperti peserta harus datang pukul 06.10 WIB. Menurutnya, penetapan waktu ini terlalu pagi dan ia merasa belum begitu siap.
KT juga menambahkan mengenai aturan dilarang memakai make up yang menurutnya kurang relevan untuk dilaksanakan. Menurutnya, di perkuliahan sendiri tidak ada peraturan yang melarang tentang penggunaan make up dan lebih mengutamakan penampilan rapi, bersih, dan sopan. “Jadi kalau menggunakan make up seperti liptint, bedak gitu masih diperbolehkan asal tidak berlebihan,” ucapnya.
Mengenai peraturan atribut, KT tidak merasa keberatan, namun ia merasa takut ketika sesi pengecekan jilbab dengan aturan harus satu lapis. KT mendengar cerita dari teman lain, bahwa pengecekan dilakukan menggunakan senter. Menurutnya, walau jilbab itu satu lapis dan bahannya agak tebal, akan tetap tembus cahaya. Di sisi lain, ia mengatakan tidak ada intimidasi terhadap mahasiswa baru.
KT juga mengungkapkan keresahannya mengenai tugas yang diberikan. Tugas PKKMB tersebut dinilainya memiliki batas waktu yang berdekatan, sehingga ia merasa dikejar-kejar. Ditambah tugas tersebut tidak hanya berasal dari fakultas saja, namun juga universitas dan juga jurusan. KT menyorot pada tugas pembuatan video yang berasal dari PKKMB Fakultas sebanyak 4 video serta dari prodi sebanyak 1 video, dan itu cukup memakan waktu.
“Pernah ada tugas wawancara tokoh masyarakat (minimal 3 menit) yang diberikan tanggal 15, sedangkan deadline–nya tanggal 16. Padahal tokoh masyarakat tidak selalu luang. Tetapi ada pengunduran deadline menjadi tanggal 19,” ujarnya.
KT mengaku kurang istirahat karena tugas yang diberikan banyak namun memiliki batas waktu yang berdekatan. Hal ini menjadikan waktunya habis untuk mengerjakan tugas. Ditambah lagi ketika terdapat kegiatan melalui Zoom pada pagi hari. KT mengungkapkan bahwa pelaksanaan kegiatan tersebut sangat mundur dari waktu awal yang ditetapkan.
“Kadang waktu molor itu, pagi misal mulainya jam 8, tapi jam 8 lebih baru mulai. Kadang seperti yang PKKMB Fakultas itu, semestinya di rundown selesai pukul 15.45, tapi mundur jadi jam 16.30. Pengerjaan tugas itu jadi sampai malam,” ujarnya. Meskipun demikian, KT mengatakan bahwa ia belum pernah telat mengumpulkan tugas.
Selain itu, ada banyak sanksi yang tergantung pada jumlah poin. Pada poin paling rendah, mahasiswa baru diminta membuat video permintaan maaf yang nantinya dikirim ke grup gugus. Sedangkan poin yang paling berat, mahasiswa baru bisa mendapat sanksi membuat esai di kertas folio yang berjumlah tiga sampai lima halaman.
Menurut KT, sanksi tersebut tidak masuk akal. Pada sanksi membuat video permintaan maaf dan mengirimnya ke grup, ia mengatakan sedikit kurang setuju karena dirasa memalukan. Apalagi pada sanksi esai tiga sampai lima halaman dan membuat dua penjelasan dari esai yang dibuat dengan batas waktunya hari itu juga atau besoknya, tetapi jam 12 siang. Apalagi dengan pemberitahuan sanksi yang cukup mendadak.
“Kalau bisa kegiatan-kegiatannya lebih bisa disiplin waktu, karena tepat pada hari H PKKMB yang harusnya kegiatannya selesai jam 14.45 justru menjadi jam 16.30. Karena sekitar jam 3 harusnya sudah jadwal untuk kegiatan lain, tapi pihak sana (panitia) hanya diam,” ujar KT.
“Saat itu, Zoom ditampilkan video pendek tulisan PKKMB sekitar setengah jam sampai satu jam. Tidak ada keterangan diminta untuk menunggu atau keluar Zoom,” lanjutnya. “Padahal sudah banyak teman mahasiswa baru lain yang komentar kegiatannya apa dan kenapa tiba-tiba hilang.”
KT juga mengatakan bahwa acara tersebut tidak segera diselesaikan, padahal sudah mundur dari waktu yang seharusnya. Acara justru dilanjutkan dengan live music. Setelahnya, pembawa acara baru mengatakan bahwa tadi adalah waktu ishoma.
Bahkan sebelumnya, pada waktu ishoma zuhur, mahasiswa baru diminta untuk menunggu dan tetap berada di Zoom selama satu jam. Menurutnya, hal ini justru membuat teman-teman yang menggunakan paket data pribadi akan boros kuota. “Apalagi jam 06.10-16.30 WIB, handphone nyala terus jadi kuota tersedot terus,” jelasnya.
Meskipun KT menyatakan ketidaksetujuannya pada beberapa poin tata tertib PKKMB, ia tetap merasakan pentingnya pelaksanaan PKKMB. KT berpendapat, dengan adanya pelaksanaan PKKMB, mahasiswa baru akan lebih mengenal kehidupan kampus sebelum memulai kuliah yang sebenarnya.
“Sebenarnya kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas PKKMB itu ada manfaatnya untuk kuliah yang akan dijalani, namun ada yang memberatkan juga,” ungkap KT.
KT berharap untuk PKKMB FT tahun berikutnya, apabila ada tugas dengan jumlah banyak dan berbentuk video, batas waktunya tidak terlalu mepet karena kegiatan PKKMB antara tingkat universitas, fakultas, dan prodi dilakukan bersamaan.
Charisma Nariswari
Editor: Rosmitha Juanitasari