Ekspresionline.com–Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) mulai berlangsung di beberapa kampus di Indonesia. PKKMB menjadi kegiatan yang penting bagi mahasiswa baru untuk berkenalan lebih dengan kehidupan kampus. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan, karena adanya perbedaan yang sangat jauh antara kehidupan di masa SMA/SMK dengan kehidupan sebagai mahasiswa. Untuk membantu mengenal kampus lebih dalam, mahasiswa baru biasanya didampingi oleh panitia PKKMB.
Peran panitia PKKMB sebagai pendamping bagi mahasiswa baru sangat dibutuhkan. Selain menjadi pendamping dalam mengenal kehidupan kampus, panitia juga bertanggung jawab atas jalannya kegiatan selama PKKMB. Memastikan mahasiswa baru dalam keadaan mampu untuk mengikuti serangkaian acara dalam PKKMB, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
PKKMB di UNY
Melihat hasil seleksi mahasiswa baru jalur raport dan tes telah diumumkan, UNY mulai mengadakan PKKMB. PKKMB UNY dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat universitas, fakultas dan departemen. Kegiatan PKKMB berlangsung selama 5 hari, dengan harapan mahasiswa baru dapat mengenal kampus bukan hanya dari prodi dan fakultas yang sama tetapi juga dari fakultas yang berbeda. Adanya perbedaan tingkatan PKKMB menyebabkan susunan panitia untuk PKKMB pun harus dibagi menjadi tiga.
Sistem pemilihan panitia PKKMB biasanya melalui open recruitmen yang dibuka untuk mahasiswa umum melalui beberapa seleksi. Sehingga nama-nama yang lulus seleksi bisa menjadi panitia PKKMB. Namun, untuk PKKMB 2024 ini sistem pemilihan panitia PKKMB mengalami perubahan.
Panitia PKKMB dipilih berdasarkan sistem delegasi dari setiap UKM dan juga mempertimbangkan rekomendasi dari birokrasi mengenai beberapa UKM yang cocok untuk mengemban divisi tertentu. Tujuan panitia PKKMB dipilih dari anggota UKM agar mahasiswa baru bisa disambut dengan hangat oleh panitia. Selain itu, juga untuk menumbuhkan minat mereka untuk berprestasi. Panitia dapat membagikan pengalaman mereka mengenai kegiatan ekstrakurikuler dan pencapainnya.
Perubahan sistem pemilihan panitia PKKMB memiliki tujuan yang baik untuk meningkatkan minat dan bakat mahasiswa baru dalam meraih prestasi. Tetapi, di satu sisi juga memberi rasa kecewa pada mahasiswa lainnya yang dari awal sudah berencana untuk mendaftarkan diri agar dapat berpartisipasi dalam rangkaian acara PKKMB tingkat universitas.
Ketidakseimbangan jumlah panitia PKKMB dengan jumlah mahasiswa baru
Selain menimbulkan kekecewaan pada mahasiswa yang berniat mendaftarkan diri pada PKKMB 2024 ini. Ditiadakannya pemandu untuk PKKMB universitas juga menjadi kontroversial di beberapa mahasiswa, karena hilangnya pemandu di PKKMB tingkat universitas kemungkinan bisa mengurangi keefektifan rangkaian acara PKKMB. Apalagi dengan pernyataan bahwa beberapa tanggungjawab yang pada tahun lalu dikerjakan oleh pemandu tingkat universitas kini dialihkan ke pemandu tingkat fakultas juga tak sedikit mendapat kritik.
Dengan dilimpahkannya tanggungjawab kepemanduan universitas pada pemandu fakultas bukankah akan membebani mereka. Bila memang tanggungjawab tersebut masih ada lalu mengapa pemandu tingkat universitas harus dihilangkan.
Tidak adanya pemandu juga memperjelas ketidakseimbangan jumlah panitia tingkat universitas dengan jumlah mahasiswa baru. Panitia yang jumlahnya hanya sekitar 53 orang harus mengontrol mahasiswa baru yang jumlahnya bahkan lebih dari 5.000. Hal ini menjadi keraguan apakah panitia bisa mengontrol keseluruhan mahasiswa baru. Belum lagi dengan adanya mahasiswa baru yang memerlukan perhatian khusus seperti mahasiswa disabilitas.
Di tahun sebelumnya mahasiswa dengan kebutuhan khusus ini bisa diserahkan ke pemandu masing-masing. Pemandu bertugas mendampingi sehingga mereka tidak bingung akan meminta bantuan kepada siapa. Tetapi dengan sistem susunan kepanitiaan yang baru ini, siapakah yang pertama kali harus mereka hubungi untuk meminta bantuan. Apakah mengandalkan anggota kesehatan? Bukankah mereka juga harus menangani mahasiswa yang tiba-tiba mengalami kondisi tubuh yang kurang fit. Padahal UNY merupakan kampus dengan tingkat pendidikan inklusi yang cukup baik. Mengabaikan mahasiswa berkebutuhan khusus bisa menjadi pertanyaan. Betulkah apa yang selama ini dinyatakan oleh kebanyakan orang.
Tim Advokasi juga menjadi panitia. Bagaimana PKKMB akan berjalan?
Masalah mengenai jumlah panitia yang tidak seimbang dan sistem pemilihan panitia yang berdasarkan anggota UKM pun masih berlanjut. Nyatanya panitia yang dipilih bukan hanya dari UKM tertentu saja tetapi, juga mengambil anggota advokasi. Padahal seharusnya tim advokasi bertanggungjawab untuk mengawasi kinerja panitia. Terkait hal ini, semakin membuat keraguan apakah PKKMB tahun 2024 ini dapat berjalan dengan lancar.
Dengan menjadikan tim advokasi sebagai panitia PKKMB secara tidak langsung juga memberi tanggungjawab ganda pada mereka. Dengan jumlah mahasiswa yang membeludak tersebut dapat menimbulkan beberapa kemungkinan. Dan salah salah satu kemungkinannya adalah tim advokasi kehilangan fokus dalam menjalani tugas-tugasnya.
Melihat beberapa kemungkinan yang akan terjadi dari perubahan sistem pemilihan panitia ini, sangat disayangkan bahwa keuntungan yang didapat kurang sesuai dengan resiko yang bisa saja terjadi. Apalagi bila kembali pada tujuan awal PKKMB yaitu untuk mengenalkan kehidupan kampus pada mahasiswa baru. Apakah tujuan tersebut bisa tercapai dengan sempurna apabila kegiatan yang dilaksanakan menghasilkan banyak keraguan?
Kedepannya, semoga pihak kampus dapat mempertimbangkan kembali mengenai sistem pemlihan panitia PKKMB ini agar rangkaian acara pengenalan kampus bisa berjalan lancar seperti yang diharapkan.
Annisa Latifathuzahra
Editor: Antasya Mahaditya Islami