Ekspresionline.com—Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia, Alissa Wahid bertandang ke Desa Wadas pada Sabtu sore (13/02/2022) guna menilik kondisi warga Wadas. Kunjungan Alissa ke Desa Wadas adalah upaya tindak lanjut atas respons tindakan pengepungan dan penangkapan warga Wadas oleh aparat kepolisian pada Selasa hingga Rabu (08-09/02/2022). Kunjungan Alissa ke Desa Wadas dimaksudkan guna mendengar informasi dari warga Wadas, baik dari mereka yang pro ataupun kontra dengan pertambangan.
Dalam kunjungannya menemui warga yang kontra dengan tambang, Alissa merasa senang sebab dapat mendengarkan secara langsung segala informasi yang dituturkan oleh para warga. Salah satunya perihal kronologi pengepungan dan penangkapan warga Wadas oleh aparat. Para warga yang hadir dalam kunjungan juga menjelaskan secara runtut dan gamblang konsistensi mereka menolak tambang.
Informasi-informasi tersebut nantinya akan digunakan oleh Jaringan Gusdurian untuk membantu para warga Wadas. Alissa juga mengungkapkan bahwa saat ini dirinya belum bisa memberikan solusi atas konflik antara warga dengan aparat. Karena menurutnya, yang harus dilakukan saat ini adalah mencari solusi atas pendirian pertambangan, yang harus ditempuh dengan cara yang baik bersama pemerintah.
“Dalam hal ini pemerintah caranya [harus] yang baik,” jelasnya.
Lebih lanjut, sebelum adanya pengukuran tanah di Desa Wadas, Alissa sudah meminta Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran tersebut. Alissa juga meminta kepada Ganjar untuk melakukan musyawarah terlebih dahulu dengan para warga.
Alissa menuturkan, “Dan yang paling penting, saya nyuwun ke Bapak Gubernur jangan sampai ada kekerasan.”
“Intinya adalah, jangan ada tindakan sampai ada kesepakatan dengan rakyat. Apakah diterima atau tidak [perkara tambang], harus disepakati dulu. Itu yang paling penting,” tambahnya.
Alissa membantu para warga untuk mencari solusi agar siapa pun tidak mengambil tanah warga Wadas. Dalam rangka mencari solusi tersebut, Alissa mengimbau semua pihak harus menempuh cara yang baik. Karena hubungan antara negara dengan rakyat seringkali digambarkan sebagai hubungan yang jarang menemui kesepakatan.
Alissa juga menghadirkan Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Pemuda Ansor (LBH GP Ansor) untuk membantu dan menemani warga Wadas dalam rangka memperjuangkan hak-hak mereka.
Di akhir kunjungannya, Alissa menegaskan bahwa Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia (PPNU) akan senantiasa memantau serta mendampingi warga Wadas. Selain itu, PPNU berusaha memastikan tidak adanya perampasan hak-hak serta tepenuhinya keadilan bagi semua warga. Alissa juga berharap bahwa keputusan warga dalam menolak tambang nantinya dapat membuat pemerintah berpikir solusi lain tanpa harus mengambil hak-hak warga Wadas.
“Bendungannya monggo, [asal] kehidupan warga Wadas tetap sentosa,” pungkasnya.
Koreksi: Melalui pertimbangan redaksi, gambar unggulan telah diganti pada Rabu (16/02/2022).
Ayu Cellia Firnanda
Reporter: Fenita Istiqomah
Editor : Abi Mu’ammar Dzikri