Ekspresionline.com
  • Selasar
    • Saksama
    • Wara-wara
    • Citra
    • Rona dan Nada
  • Sentra
  • Editorial
  • In-depth
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Wacana
  • Resensi
    • Buku
    • Film
    • Musik
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
    • Profil
    • Obituari
    • Wawancara Khusus
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
  • Selasar
    • Saksama
    • Wara-wara
    • Citra
    • Rona dan Nada
  • Sentra
  • Editorial
  • In-depth
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Wacana
  • Resensi
    • Buku
    • Film
    • Musik
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
    • Profil
    • Obituari
    • Wawancara Khusus
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
Ekspresionline.com
No Result
View All Result
Home Foto

Melukis Suara dan Hak Tunanetra

by Fajar Yudha Susilo
Saturday, 30 July 2022
2 min read
0
Melukis Suara dan Hak Tunanetra

Jejeran lukisan seni raba oleh Muhammad Haryanto atau Nanang. Foto oleh Fajar/EKSPRESI.

Share on FacebookShare on Twitter

Ekpresionline.com–Suara Muhammad Haryanto lugas terdengar dalam temaram lampu di ruang kantor Indonesian Visual Art Archive (IVAA) pada Rabu (15/6/2020) malam. Malam itu, Nanang—sapaan akrab Haryanto—tengah memberi sambutan dalam pembukaan pameran seninya. Ia adalah seorang tukang pijat tunanetra yang belakangan menekuni seni pembuatan wayang bersama Ki Samidjan di Sanggar Wayang Limbah.

Meskipun ia menekuni seni pembuatan wayang, bukan wayang yang menjadi objek dari karya seninya. Dalam debut pamerannya, Nanang menampilkan sembilan lukisan yang dilengkapi dengan cetak timbul huruf Braille. Karyanya ini dinamai sebagai Seni Raba.

Melalui karyanya, Nanang ingin menyampaikan perasaan, pemikiran, dan pengalamannya sebagai tunanetra. Nanang berharap perspektif tunanetra dapat dipahami lebih jelas oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luas lewat pesan dalam lukisan itu.

Dia menuangkan pesan-pesan kesetaraan hingga hak-hak disabilitas yang tidak diperhatikan. Menurut Nanang masih banyak hak penyandang disabilitas yang belum dipenuhi.

”Uang cetak sekarang tidak ada simbol yang bisa diraba tunanetra seperti cetakan lama,” kata Nanang ketika diwawancarai. Padahal, simbol itu memudahkannya untuk mengenali nilai uang yang dipegangnya. ”Sekarang pakai aplikasi [gawai pintar] pembaca uang, tapi berbayar,” tambahnya.

Dia juga mengeluhkan beberapa aplikasi gawai pintar yang mewajibkan swafoto. Nanang berpendapat itu menyulitkannya untuk mengakses layanan dalam aplikasi. ”Kenapa tidak pakai nomor KTP saja supaya saya bisa [akses] sendiri,” tambah Nanang.

Tak hanya itu, menurutnya penyandang disabilitas seringkali dijadikan objek sasaran suara ketika pemilu. “[Kami] dimintai KTP kalau jelang pemilu tanpa tahu untuk apa,” kata Nanang.

Keresahan-keresahan itu dituangkan Nanang dalam lukisan seni rabanya. Dia melukis suara untuk pemenuhan hak-haknya.

Nanang juga mengajak pengunjung pameran menyelami perspektifnya sebagai tunanetra. Salah satunya adalah perspektif Nanang tentang cantik dan tampan. Bagi Nanang, kecantikan dan ketampanan terdapat pada perilaku tiap manusia. ‘Kamu baik maka kamu cantik, kamu budiman maka kamu tampan’, demikian judul salah satu lukisannya.

Selain itu, Nanang juga menyematkan pesan kesetaraan di lukisan yang diberi judul ’Tunanetra Tidak Bisa Rasis’. ”Saya tunanetra sejak lahir, makanya tidak bisa rasis. Saya tidak tahu warna kulit hitam, putih, coklat itu seperti apa,” ujar Nanang.

Direktur IVAA, Lisistrata, menyambut baik pameran seni raba karya Nanang di kantornya. Menurutnya, ada nilai estetika tersendiri dari karya Nanang. ”Estetika tidak hanya yang kita lihat, tapi juga prosesnya. Kupikir estetikanya [pada karya Nanang] ada di relasi sosial,” katanya.

Lisistrata menjelaskan pameran ini merupakan hasil kolaborasi IVAA bersama Wayang Limbah. Dia juga menyampaikan bahwa karya Nanang akan dipamerkan selama satu bulan penuh terhitung sejak Rabu (15/6/2020). ”Selama sebulan pada jam kerja, Senin sampai Jumat,” tuturnya.

Muhammad Haryanto memberi sambutan pembukaan pameran. Fajar/EKSPRESI
Pengunjung meraba karya Nanang. Fajar/EKSPRESI
Pengunjung tunanetra membaca penjelasan lukisan. Fajar/EKSPRESI
Pengunjung meraba tulisan Nanang berjudul ‘Jadi Tunanetra Tidak Boleh Mudah Lupa’. Fajar/EKSPRESI
Direktur IVAA memberi sambutan pembukaan pameran. Fajar/EKSPRESI

Foto dan teks: Fajar Yudha Susilo

Editor: Nugrahani Annisa

Previous Post

Menyoal Pemilihan Ketua Organizing Committee PKKMB 2022

Next Post

Repertor UNSTRAT: Gairah Pentas Pascapandemi

Related Posts

UKM Serufo Gelar Pameran Bertajuk “Re-Kreasi”

UKM Serufo Gelar Pameran Bertajuk “Re-Kreasi”

Monday, 4 November 2024

Golong Gilig Sawit: Biennale Merangkul Masyarakat

Saturday, 31 August 2024
DAM UNY Gelar Pameran Seni “Rekoneksi”: Membuka Ruang Kreativitas

DAM UNY Gelar Pameran Seni “Rekoneksi”: Membuka Ruang Kreativitas

Thursday, 30 May 2024
Pameran DAM UNY 2024: Menghubungkan Kembali Ekosistem Seni Rupa di UNY

Pameran DAM UNY 2024: Menghubungkan Kembali Ekosistem Seni Rupa di UNY

Thursday, 30 May 2024
“Mendekati Normal”: Politik Pemilihan Diksi dalam Isu Inklusivitas

“Mendekati Normal”: Politik Pemilihan Diksi dalam Isu Inklusivitas

Thursday, 15 February 2024
Beberapa pengunjung sedang mengisi kesan dan pesan dalam secarik kertas yang tersedia. Foto oleh Rosmitha Juanitasari/EKSPRESI.

Suluh Sumurup: Membangun Paradigma Baru Disabilitas

Monday, 23 October 2023
Next Post
Pagelaran teater oleh UKM UNSTRAT. Foto oleh UKM UNSTRAT

Repertor UNSTRAT: Gairah Pentas Pascapandemi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Ekspresionline.com

© 2022 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY

Navigate Site

  • KONTRIBUSI
  • IKLAN
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • TENTANG KAMI
  • HUBUNGI KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • Selasar
    • Saksama
    • Wara-wara
    • Citra
    • Rona dan Nada
  • Sentra
  • Editorial
  • In-depth
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Wacana
  • Resensi
    • Buku
    • Film
    • Musik
  • Minor
    • Margin
    • Tepi
  • Sosok
    • Profil
    • Obituari
    • Wawancara Khusus
  • Foto
  • Infografik

© 2022 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY