Ekspresionline.com–Sebanyak 203 mahasiswa baru Fakultas Vokasi (FV) mengikuti Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) di Kampus Gunungkidul. Sedangkan, sejumlah 933 mahasiswa baru FV mengikuti PKKMB di Kampus Wates. Diselenggarakan pada 10 Agustus 2023, ini menjadi kali pertama PKKMB bertempat di kampus wilayah.
Terdapat beberapa persoalan dalam penyelenggaraan PKKMB di kampus yang relatif baru ini. Kesediaan fasilitas dan akomodasi transportasi merupakan hal yang kurang dipersiapkan dalam PKKMB.
Ketidaksiapan Fasilitas Kampus Wilayah
Fasilitas kampus wilayah Gunungkidul belum siap untuk dijadikan tempat pelaksanaan PKKMB. Bertempat di pendopo kampus Gunungkidul, PKKMB Fakultas Vokasi diselenggarakan bersamaan dengan konstruksi pembangunan kampus yang tengah berlangsung. Pelaksanaannya pun berkonsep sederhana dengan dijejeri beberapa tenda yang berdiri pada halaman pendopo.
Koordinator Wilayah PKKMB Fakultas Vokasi Gunungkidul, Redita, menyebutkan bahwa para panitia awalnya hendak melaksanakan serangkaian acara tersebut pada halaman Gedung Layanan Akademik (GLA). Namun, karena dinilai mengganggu mobilitas, pelaksanaan PKKMB dipindahkan ke pendopo dekat dengan tumpukan material konstruksi dan pembangunan yang masih berjalan.
“Awalnya kita tuh mau di depan GLA karena melihat proyek yang ada di depan pendopo ngga berhenti-berhenti, tapi setelah mendapat masukan dari Pak Topo, malah diarahkan ke pendopo saja, sebab kalau di depan GLA nanti mengganggu mobilitas,” terang Redita ketika diwawancarai pada 10/08/2023.
Pembangunan yang sedang dilaksanakan pada kampus wilayah Gunungkidul tersebut tidak dapat secara paksa dihentikan begitu saja. Dalih yang digunakan yaitu terdapat tenggat waktu untuk menyelesaikan pembangunan.
“Kemaren udah nembusi biar para pekerjanya berhenti waktu kita ada acara ini, tapi katanya ngga bisa karena mereka punya tenggat waktu dan akan merugi. Jadi mau ngga mau harus saling beriringan.”
Redita juga menyatakan bahwa PKKMB Fakultas Vokasi dapat dilangsungkan secara kondusif meskipun beriringan dengan pekerjaan konstruksi.
“Waktu kita setting tempat kemarin pekerjanya juga lagi masang paving, tapi alhamdulillah tetap lancar meskipun saling beriringan,” terang Redita.
Selain sebagai tempat untuk dilaksanakannya acara PKKMB, pendopo tersebut juga menjadi posko kesehatan bagi mahasiswa baru (maba) yang sakit serta ruangan transit panitia. Para mahasiswa baru yang merasa tidak enak badan akan dibawa ke posko tersebut.
“Kalo backstage itu sebenernya ya buat backstage lalu lalang kita aja. Nah, di belakang pendopo itu ada satu ruangan. Nah, itu buat P3K,” tutur Redita
Redita turut menambahkan, walaupun fasilitas kampus wilayah jauh lebih terbatas dibandingkan kampus pusat, tetapi para mahasiswa baru cukup berantusias dalam pelaksanaan PKKMB.
“ Pasti kerasa beda karena kalau di univ itu kan pertama fasilitasnya udah lengkap, terus anak-anaknya [mahasiswa baru] juga banyak. Menurut saya dengan keadaan sesederhana ini tuh yang penting itu bukan mewahnya ya, tapi rasanya. Rasa kita sampai ke maba, begitupun sebaliknya. Itu sih kalo dari saya,” terang Redita kepada kami.
Selain pada kampus wilayah Gunungkidul, PKKMB FV juga dilaksanakan pada kampus wilayah Wates. Kepanitiaan yang bertugas otomatis terbagi menjadi dua. Kondisi ini membuat para panitia memerlukan akomodasi penginapan untuk mempersiapkan PKKMB. Namun, hal tersebut juga luput dari pengamatan birokrasi.
“Koordinasi sama temen-temen kampus Wates itu udah dari kemaren, karena mereka nginep di penginapan yang udah kita sediain. Sebenernya itu rumah temen kita yang ngga ditempatin, karena rumahnya kosong jadi kita alih fungsikan buat tempat penginapan,” ungkap Redita kepada awak Ekspresi
Akomodasi Menuju Kampus Pusat
Akomodasi para mahasiswa baru serta panitia kampus wilayah Gunungkidul merupakan persoalan lain. Selama kegiatan PKKMB universitas yang dilaksanakan pada kampus pusat, akomodasi yang diberikan untuk kampus wilayah sangat minim. Hal ini dibenarkan Joviana selaku panitia staf bagian humas PKKMB Fakultas Vokasi Gunungkidul.
“Kan shuttle [bus] itu ada empat ya mba, yang tiga ini khusus Wates, yang satu Gunungkidul. Jadi ngga bisa ke angkut semua mahasiswa barunya,” ungkap Joviana.
UNY sendiri memiliki sebuah transportasi milik kampus yang diberi nama shuttle bus. Ketika pelaksanaan PKKMB tingkat universitas, modal transportasi tersebut hanya dapat mengangkut tak sampai separuh dari para mahasiswa kampus wilayah.
“Kemarin sudah jauh-jauh hari mengajukan shuttle bus, tapi untuk kampus Gunungkidul hanya diberi satu bus yang kapasitasnya cuma tiga puluh orang. Sedangkan kampus Wates mereka dapat tiga bus. padahal mabanya berjumlah sembilan ratus lebih,” ujar Joviana kepada awak Ekspresi.
Para panitia Fakultas Vokasi tersebut juga harus mempersiapkan diri mereka lebih awal. Sekiranya pukul setengah empat, para panitia telah bersiap guna mendampingi dan mengkondisikan para maba ketika akan menaiki bus hingga sampai pada kampus pusat.
“Mereka start persiapan di kampus dari setengah empat sampai jam 4 lah. Mereka stay disini. Buat itu [mengarahkan] maba. Maba kan pake bus mba. Jadi yang mengkoordinir maba di bus itu staf korwil,” terang Redita.
Tidak hanya sampai disitu, para mahasiswa baru yang tidak kebagian kursi pada bus tersebut akhirnya berboncengan dengan mahasiswa baru lainnya yang membawa sepeda motor. Adapun mahasiswa baru yang diantar oleh orang tuanya dan memilih untuk menyewa kos harian yang dekat dengan kampus pusat UNY.
“Pertama itu berangkat dari rumah mas, terus yang kedua dari sini [Gunungkidul] dianter orang tua,” terang Sabrina mahasiswa baru Fakultas Vokasi.
“Kalo aku pulang ke Klaten, jadi ngelajunya dari Klaten ke Jogja,” tambah Dian yang juga mahasiswa baru Fakultas Vokasi.
Selain para mahasiswa, panitia juga merasakan hal yang sama. Para panitia kampus wilayah Gunungkidul yang otomatis acara tersebut berpusat pada kampus wilayah Wates, mereka juga tak mendapatkan akomodasi untuk menuju kampus wilayah Wates. Mereka dengan sukarela menggunakan kendaraan pribadi untuk bolak-balik menghadiri kegiatan yang berada di kampus pusat dan kampus Wates.
Ketika dikonfirmasi, Annia, bendahara PKKMB Fakultas Vokasi menerangkan bahwa tidak sama sekali mengajukan anggaran untuk akomodasi panitia sebab sebelumnya telah mengajukan shuttle bus.
“Tidak mengajukan anggaran untuk akomodasi panitia, karena sebelumnya sudah mengajukan peminjaman shuttle bus,” tulis Annia pada pesan Whatsapp ketika dikonfirmasi.
Alasan lain dari tidak adanya akomodasi untuk panitia adalah karena pengajuan surat kepada pihak birokrasi terlalu mepet, sehingga surat peminjaman shuttle bus tersebut tidak dapat ter-acc.
“Pernah mengajukan, tapi karena mepet jadi ngga di-acc,” tutup Redita.
Alif Herlianti
Reporter: Alif Herlianti, Meira Arta
Editor: Annaila Syafa Azzahra