Judul Film : Minari
Sutradara : Lee Isaac Chung
Durasi : 115 menit
Ekspresionline.com–Setelah film Parasite memenangkan Best Picture di Oscar 2020, Minari menjadi hal yang sangat menarik untuk ditilik. Minari digadang-gadang menjadi the next Parasite. Parasite sendiri sempat singgah dalam acara bincang di primetime Amerika Serikat. Walaupun Minari tidak mendapat respon yang sama dengan Parasite, film ini mendapat enam nominasi Oscar, termasuk nominasi yang sama dengan Parasite, yakni “Best Picture” dan “Best Director” untuk Lee Isaac Chung. Dengan demikian, film yang digarap oleh studio AS ini menjadi film Korea Selatan kedua yang berhasil masuk ajang penghargaan paling prestisius di dunia itu.
Film garapan sutradara asal Korea Selatan ini juga mengantongi lebih dari 100 piala penghargaan dan lebih dari 200 kali masuk nominasi festival film internasional. Tak ketinggalan, Minari juga membawa pulang Golden Globe Awards 2021 untuk kategori Best Foreign Language.
Pertanyaan pertama kali yang timbul adalah apa sebenarnya arti dari “minari” dan mengapa minari bisa merepresentasikan keseluruhan isi cerita hingga akhirnya dijadikan judul film. Minari adalah nama sayuran minari atau selada air yang bisa tumbuh dimana saja. Chung secara metaforis menjadikan minari untuk memberi pesan bahwa semua orang harus mampu beradaptasi di manapun dan pada kondisi apapun.
Premis film ini mengambil kehidupan nyata masa kecil Chung (sutradara film Minari). Ayah Chung mengajak keluarganya ke Arkansas untuk mewujudkan mimpinya sebagai seorang petani. Chung mengatakan dia mendapatkan inspirasi dari masa kecilnya untuk menulis film ini, dilansir dari esai yang ditulis Los Angeles Times.
Sebenarnya, cerita dan alur film Minari tidak terlalu semenakjubkan film Parasite. Kisah personal yang ada dalam Minari disampaikan sama persis seperti kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, Minari tetap bisa mengaduk-aduk emosi penonton dengan kehebatan akting para pemerannya. Perfoma Alan Kim sebagai anak kecil yang menggemaskan bernama David dan Youn Yuh-Jung yang memerankan Soon-Ja dengan sifat khas tradisional Korea Selatan mampu membawa penonton berpetualang sampai akhir cerita. Perbedaan karakter dan sifat di antara keduanya justru menimbulkan rasa penasaran, rasa gemas dan kesal, suasana haru biru, hingga suka maupun duka.
Pemeran lainnya yang tak kalah pintar memerankan sesuai karakternya adalah Steven Yeun sebagai Jacob Yi. Ia memerankan seorang ayah yang amat mencintai keluarganya, seorang pekerja keras namun juga seorang yang keras kepala. Han Ye-ri sebagai Monica memerankan seorang Ibu yang memiliki sifat keras kepala dan egois, sama seperti Jacob, namun lemah lembut dan penyayang. Kemudian, Noel Cho yang memerankan Anne, anak perempuan pertama pasangan Jacob-Monica sukses memberi pemanis dalam setiap alur cerita dengan aktingnya yang menggemaskan dan sesuai porsinya.
Minari pada intinya mengisahkan perjuangan keluarga Yi untuk bertahan hidup dan beradaptasi di tempat tinggal baru mereka di tanah Amerika. Film ini menyajikan lika-liku mencari penghasilan untuk menopang kebutuhan hidup dan biaya pengobatan David, si bungsu yang mengidap penyakit jantung.
Permasalahan mulai muncul di awal menit film ini. Jacob yang sangat berambisi untuk menjadi petani dan memiliki impian hidup bahagia di desa Arkansas tidak selaras dengan Monica yang justru skeptis akan kelanjutan hidupnya. Pertengkaran Jacob dan Monica karena berbagai alasan seringkali ditampilkan dalam film. Satu hal yang sangat lumrah terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Dalam film ini, kita bisa melihat bagaimana kehidupan selayaknya terjadi. Setiap orang memiliki sisi baik dan buruk, bercampur baur seperti manusia normal lainnya. Tidak ada karakter yang sepenuhnya protagonis atau antagonis, tidak seperti yang sering kita lihat di film fiksi Hollywood. Inilah yang menjadikan Minari tetap memiliki marwah Korea Selatan sekalipun digarap oleh orang-orang Amerika. Ambil saja contoh adegan membakar sampah, meminum jamu, dan pemberian oleh-oleh berupa asinan.
Selama 115 menit lamanya, kita melihat berbagai adegan-adegan khas Asia namun dikemas dalam sinematografi yang apik. Teknik Long-Shot dan sentuhan tone cerah yang digunakan sangat memanjakan mata penonton. Alur cerita yang linear dan terus berkembang membuat film ini menjadi terlihat sederhana. Saking linearnya, penonton akan langsung mengetahui apa penyebab tatapan kosong Soon-Ja, apa yang lantas menyatukan Soon-Ja dengan David, mengapa David yang sedang sakit terpaksa harus berlari hingga arti pesawat kertas yang bertaburan di ruang tamu. Namun, sebenarnya ada pesan dan makna terselubung dalam setiap adegan filmnya, seperti perdebatan Jacob dan Monica, kefrustasian Jacob, narasi bunuh diri yang tiba-tiba muncul di tengah film dan sebagainya.
Minari, sebagai wujud semi-otobiografi Lee Isaac Chung, hadir sebagai film yang menghangatkan hati, namun juga mampu mengangkat isu-isu sosial yang cocok dijadikan bahan diskusi. Minari tidak hanya menyoroti persoalan konflik rumah tangga. Jika dilihat lebih dalam, film ini juga mengangkat potret realitas sosial seperti asimilasi budaya, rasisme, stereotip, dan agama.
Aang Nur Hikmah
Editor : Ayu Cellia Firnanda