Ekspresionline.com–Sesuai dengan Permendikbudristek No. 30 tahun 2021, tiap perguruan tinggi wajib melakukan sosialisasi terkait Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) sebagai upaya preventif. Sosialisasi tersebut harus menyasar pada seluruh warga kampus, tak terkecuali mahasiswa baru (maba).
Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dapat menjadi momentum yang tepat untuk memberikan pemahaman dasar terkait pencegahan kekerasan seksual kepada maba. Sejalan dengan itu, anti-kekerasan seksual juga merupakan salah satu materi yang termuat dalam panduan PKKMB yang diterbitkan oleh kemendikbud. Namun, seperti PKKMB tahun lalu, UNY lagi-lagi melewatkan kesempatan untuk menyampaikan sosialisasi PPKS kepada maba.
Sepanjang rangkaian kegiatan PKKMB UNY 2024, belum ada upaya serius dari UNY untuk melakukan sosialisasi PPKS. Hal tersebut tampak dari nihilnya pemaparan materi yang berkaitan dengan kekerasan seksual pada kegiatan PKKMB Universitas dan tidak adanya kejelasan terkait pelimpahan kewajiban pada pihak fakultas.
Sosialisasi PPKS yang Lagi-lagi Absen dari PKKMB UNY
Dalam tiga hari pelaksanaan PKKMB 2024 tidak ada pembahasan secara khusus mengenai kekerasan seksual. Materi yang disampaikan hanya berkutat pada langkah menggapai prestasi, anti-terorisme, cybercrime, serta bimbingan konseling dan kesejahteraan mental mahasiswa.
Dalam menentukan materi apa saja yang akan dimuat dalam PKKMB, Fawwaz menjelaskan bahwa panitia dan pihak birokrasi sebelumnya telah melakukan bedah buku panduan PKKMB. “Kita ngebedah buku belmawa yang panduan pkkmb se-Indonesia. Akhirnya terpilih jadi ada 3 [materi],” jelasnya. Ia juga menjelaskan bahwa koordinasi terkait materi ia lakukan bersama Arwan Nur Ramadhan selaku ketua PKKMB, “kalau materi itu semua [koordinasinya] ke Pak Arwan.”
“Materinya sebenarnya banyak mbak, pun di univ harusnya ada 11 materi. Kami juga nyelipinnya di besmart pelatihan, pun akhirnya materi-materi yang harus disampaikan secara langsung ada 3 materi. Sisanya di besmart pelatihan,” ungkap Fawwaz selaku koordinator umum PKKMB 2024 saat diwawancarai oleh awak Ekspresi pada (09/08/24).
Saat Ekspresi mengkonfirmasi ketersediaan materi PPKS di PKKMB UNY, Fawwaz menyatakan bahwa sepengetahuannya materi tersebut dimuat dalam besmart pelatihan yang harus dikerjakan oleh maba sebelum menempuh kegiatan PKKMB. “Setauku [materi] KS disitu,” tuturnya. Namun, setelah dilakukan penelusuran dalam besmart pelatihan ternyata tidak ditemukan materi kekerasan seksual.
Materi yang termuat dalam besmart pelatihan hanyalah pembinaan prestasi, transformasi kehidupan kampus, peran mahasiswa dalam SDGs, growth mindset, learn how to learn, pengembangan karir, manajemen waktu, pengembangan karakter berbasis budaya lokal, etika mahasiswa, interaksi digital, konseling dan kesejahteraan mental, pemberdayaan potensi, etika beragama, serta pengenalan ormawa.
A, salah satu maba FBSB mengkonfirmasi bahwa selama ia mengikuti pelatihan soft skill tidak ada materi terkait pencegahan kekerasan seksual ataupun sejenisnya. LPM Ekspresi juga berusaha memverifikasi informasi terkait ketersediaan materi pencegahan kekerasan seksual pada serangkaian acara PKKMB kepada pihak birokrasi. Namun, Arwan Nur Ramadhan yang bertanggung jawab dalam penentuan materi pada PKKMB, hingga berita ini diterbitkan belum menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai.
Menilik Sosialisasi PPKS di PKKMB Fakultas
Sampai saat ini, tidak ada kejelasan tentang bagaimana koordinasi atau pelimpahan tanggung jawab dari universitas kepada fakultas terkait dengan sosialisasi PPKS. Berangkat dari ketidakjelasan tersebut, beberapa fakultas tetap berusaha untuk menyelipkan pembahasan mengenai PPKS dalam rangkaian kegiatan PKKMB mereka. Di sisi lain terdapat fakultas yang akhirnya meniadakan pembahasan terkait PPKS.
Pada PKKMB FMIPA, materi mengenai kekerasan seksual disisipkan di sepanjang rangkaian kegiatan. Penyelipan ini didasarkan pada poin yang tertera pada buku panduan PKKMB UNY 2024. “ Itu [pembahasan PPKS] terselipkan beberapa kali ketika bapak ibu [dosen] memberikan sambutan, memberikan sepatah dua patah kata, atau memang sedang diisi Bapak/Ibu dosen saat Bincang Fakultas atau Bincang Departemen. Itu biasanya bapak ibu sedikit menyelipkan hal tersebut,” ujar Riska Putri, Koordinator Fakultas MIPA.
Berdasarkan penuturan Rintan, salah satu maba FT menjelaskan bahwa materi mengenai kekerasan seksual diberikan pada kegiatan Technical Meeting dan Temu Perdana (TMTP) fakultas. “Sejak TMTP pertama itu sudah ada sosialisasinya. Materinya [disampaikan dalam bentuk] presentasi PPT, ada sesi tanya jawabnya juga bagaimana alur pengaduan dan lain-lain.”
Pembahasan mengenai kekerasan seksual pada PKKMB FIPP termuat dalam sesi Konselor Menyapa yang diisi oleh pembicara dari Unit Layanan Bimbingan Konseling (ULBK). “Sebenarnya memang penguatannya tuh lebih ke kesehatan mental, tetapi memang kesehatan mental pun akhirnya merujuk pada pencegahan kekerasan seksual sendiri. Jadi, kita disini menghimbau dan menguatkan mahasiswa supaya bisa menjaga diri, kemudian bersikap baik kepada orang lain, dan juga lingkungannya,” tutur Aghna selaku Koordinator Fakultas.
Aghna juga menyampaikan bahwa awalnya terdapat upaya koordinasi dari pihak Satgas PPKS kepada fakultas terkait sosialisasi mengenai kekerasan seksual. Namun, rencana itu akhirnya dibatalkan. “Sebenarnya, awalnya mau masuk di kegiatan kita untuk sosialisasi mengenai kekerasan seksual, tetapi ketika kami menghubungi ternyata tidak jadi. Akan dialihkan di kegiatan lain tapi bukan di PKKMB gitu, bilangnya seperti itu sih.”
Koordinator Acara PKKMB FV, Muhammad Arifin menjelaskan, “kalau itu materi terkait kekerasan seksual itu memang di hari H ini tidak kita angkat. Cuma pada serangkaian yang sudah kita lakukan itu sudah kami masukkan. Sie materi dan juga pemandu berkolaborasi membuat penugasan dan juga materi-materi kepada teman-temen maba. Nah, materinya [kekerasan seksual] dimasukkan di situ.”
FEB sendiri meniadakan sosialisasi PPKS pada kegiatan PKKMB. Candra sebagai Koordinator Fakultas menjelaskan alasan peniadaan tersebut dikarenakan Satgas PPKS akan menjalankan sosialisasi secara mandiri. “Untuk kekerasan seksual ini sebetulnya ada perjanjian seperti itu. Tapi setelah kami cross-check lagi yang awalnya mereka [Satgas PPKS] ingin masuk, tetapi justru tidak [jadi]. Rundown kami juga sudah menyediakan. Untuk alasannya, berdasarkan rapat internal Satgas PPKS, satgas akan mengadakan [sosialisasi] sendiri.”
Wakil Dekan Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni FIKK, Cerika Rismayanthi mengungkapkan bahwa pada serangkaian acara PKKMB FIKK belum ada sosialisasi PPKS. Ia kemudian menyampaikan wacana sosialisasi PPKS pada kegiatan Seminar Kewirausahaan. “Setelah ini akan ada seminar kewirausahaan. Nah, mungkin disitu akan saya kembangkan atau saya cari narasumber yang bisa menyampaikan PPKS-nya itu. Supaya mereka [maba], ngeh hanya karena cuitan saja bisa menjadi kekerasan verbal,” tuturnya.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan Asty selaku Sie Acara FBSB, tidak ada materi ataupun pembahasan PPKS dalam PKKMB FBSB. Ini dikarenakan panitia meniadakan sesi pemaparan materi dari rangkaian acara.
Dalam PKKMB FK materi yang diberikan berfokus pada pengenalan akademik, materi kedokteran, dan membangun bonding. Hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai kekerasan seksual.
Selanjutnya, berbeda dari PKKMB 2023 dimana FISHIPOL menyelenggarakan sosialisasi PPKS, kini pembahasan mengenai kekerasan seksual hanya dimuat pada kegiatan orasi.
Upaya Satgas PPKS untuk Melakukan Sosialisasi kepada Maba
Sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan dalam Permendikbud No. 30 tahun 2021 Pasal 34, satgas PPKS juga bertanggung jawab untuk melakukan sosialisasi sebagai bentuk pencegahan kekerasan seksual. Teteiki Wijaya selaku satgas PPKS menyatakan tidak ada sosialisasi di PKKMB UNY. “Sebenarnya kalau misal sosialisasi secara langsung di PKKMB itu nggak ya, soalnya kita juga gak dapat stand,” ungkapnya.
Sejalan dengan penuturan Teteiki, Annisa yang juga anggota satgas PPKS menyampaikan hal serupa dalam wawancara melalui WhatsApp pada (13/08/24). “Tidak ada kegiatan sosialisasi PPKS di PKKMB UNY, karena satgas PPKS UNY sudah mempunyai program untuk melakukan Sosialisasi PPKS melalui kegiatan Satgas Goes to Faculty.”
“Kita ambil tindakan sendiri, kayak di hari ketiga kita sebar brosur sendiri, sampai Goes to Faculty sendiri. Kita sekarang itunya [fokusnya] ke fakultas bukan ke univ.” Tutur Teteiki saat ditanya terkait koordinasi antara pihak birokrasi dan satgas PPKS terkait kegiatan sosialisasi.
Satgas PPKS secara mandiri berupaya melakukan sosialisasi kepada mahasiswa baru saat PKKMB hari ke-3. “Salah satu cara yang kita bisa lakukan tuh kita nyebarin brosur saat Expo UKM,” ungkap Teteiki. Annisa menjelaskan secara lebih lanjut, “Untuk kegiatan UKM Expo, kemarin memang satgas PPKS membagikan brosur ke maba. Hal itu kami lakukan berdasarkan Tupoksi Satgas salah satunya adalah melakukan sosialisasi terkait Pencegahan yang didasarkan Permendikbudristek No.30 Tahun 2021 Pasal 6 ayat 4.”
“Untuk koordinasi penyebaran brosur ini memang ada, dengan birokrasi. Perizinannya, kami dari satgas sudah menghubungi ke pihak terkait bidang kemahasiswaan untuk melakukan sosialisasi dengan pembagian brosur. Untuk siapa yang memberikan arahan untuk melakukan pembagian didasarkan dari kesepakatan tim satgas dengan mendasarkan tupoksi satgas sebagaimana mestinya,” jelas Annisa terkait dengan sistem pembagian brosur.
Berkaitan dengan akses masuk GOR, Teteiki mengungkapkan kendala yang ia alami, “tapi tahu, lah. Tiap orang masuk ditanya dari mana, ngapain. Aku diarahin untuk bilang aku dari ini [satgas PPKS] untuk ini [membagikan brosur] tapi masih di interogasi. Aku masuk ditanyain sama satu orang 3 kali. Jadi, aku masuk pertama ditanyain sama [panitia] keamanan dari mana mau ngapain aku jawab, oke [boleh] masuk. Terus pas di pertengahan ditanyain lagi. Ditanyain juga satgas PPKS itu apa.”
Teteiki menyayangkan tidak adanya kesempatan bagi Satgas PPKS untuk melakukan sosialisasi pada kegiatan PKKMB. “Iya, sayang banget… kita usaha untuk mengenalkan semua orang tentang Satgas PPKS ternyata gak ada kesempatan,” tuturnya. Ia juga menekankan bahwa masih banyak pihak yang belum mengenal Satgas PPKS. “Ini [Satgas PPKS] termasuk baru kan, ya, tahun 2021. Orang-orang masih banyak yang belum kenal, masih banyak yang nanya kalau lapor kekerasan itu dimana, sih. Banyak yang belum tahu.”
Berkenaan dengan upaya sosialisasi PPKS kepada maba, Satgas PPKS memiliki program sosialisasi yang akan digelar di seluruh fakultas. “Kami melakukan pendekatan alternatif yang lebih efektif dalam mensosialisasikan peran Satgas PPKS, [yakni] melalui Satgas Goes to Faculty,” ungkap Annisa. “Setiap minggu di hari Jumat kita ke fakultas untuk sosialisasi, nanti siapa aja bebas yang pengen dateng, itu agenda terdekat yang akan kita lakukan terkait sosialisasi. Nah, itu maba juga bisa ikut,” jelas Teteiki.
Aini Rizka Rahmadini
Reporter: Annisa Latifathuzahra, Annisa Fitriana, Lutfya Lamya, Danang, Rubiyantiningsih, Okta, Amalia, Sabrina, Aprilia, Namira, Ezra, Najwa, Asyiraa, Hanif, Mutia, Lisa, Faza, Aini
Editor: Okta Ardia