Pameran Memetri: Jaga Iklim, Jaga Masa Depan

Dua pengunjung tampak sedang menikmati karya milik Murakabi Movement (13/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.

Ekspresionline.com–Kementerian Pekerja Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan serangkaian acara dalam peringatan Hari Habitat Dunia & Hari Kota Dunia 2024. Hari Habitat Dunia diperingati Senin pertama pada bulan Oktober setiap tahunnya, yang diikuti dengan agenda peringatan Hari Kota Dunia pada akhir Oktober. 

Negara lain juga serentak memperingati hari tersebut dengan mengusung tema “Engaging Youth to Create a Better Urban Future & Youth Leading Climate and Local Action for Cities”. Sementara itu, untuk tema nasional yang diusung ialah “Jaga Iklim, Jaga Masa Depan”.

Salah satu dari rangkaian acara tersebut adalah pameran Memetri. Mengutip dari katalog, memetri memiliki arti memelihara baik-baik, memuliakan, dan menghormati (S. Prawiroatmodjo, 1981). Diadakan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, Yogyakarta, pameran ini diselenggarakan pada tanggal 7–19 Oktober 2024, mulai jam 08.00–20.00 WIB.

“Pameran ini merupakan hasil karya dari lima seniman dan 13 komunitas di Indonesia dengan pembagian tujuh klaster. Klaster tersebut adalah gunung, hutan, desa, kota, pesisir, laut, dan pulau kecil. Dalam satu klaster, terdapat dua komunitas dan dua hingga tiga seniman”, jelas Hayatun Nufus sebagai co-curator, saat didatangi awak Ekspresi pada Jumat (11/10/2024) di GIK UGM.

Pameran ini berkolaborasi dengan PT. Heri Pemad Manajemen atau bisa disebut Arjog. Serta, Yoshi Fajar Kresno Murti sebagai kurator pameran dan panitia lain membantu proses persiapan tersebut.

“Melalui peringatan Habitat Dunia & Hari Kota Dunia tahun 2024, diharapkan dapat mendorong kolaborasi serta keterlibatan aktif dari pemuda, seluruh stakeholder, untuk melakukan tindakan nyata dalam melakukan upaya ketahanan iklim,” ujar Dirjen PUPR Diana Kusumastuti dalam siaran ulang konferensi pers pada 7 Oktober 2024.

Milang Kori bertajuk “Sri Gethuk Masadepanku”, menampilkan eksperimentasi bagian-bagian jagung, mulai dari bonggol, kulit, hingga rambut dengan hasil yang beragam seperti papan kayu, kursi, kertas, hingga pigmen pewarna. (13/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.
Komunitas Lakoat.Kujawas mendirikan co-working space, perpustakaan warga, dan ruang arsip di Desa Taiftob, Kecamatan Mollo, Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT, dengan menjalankan program kerja kolaborasi dan kewirausahaan sosial dengan petani dan penenun perempuan lokal untuk menggerakkan warga desa dan anak muda (13/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.
Karya seniman Anang Saptoto yang mengilustrasikan pergerakan generasi Z yang turut berkontribusi terhadap lahirnya komunitas muda yang peka terhadap isu perkotaan (perubahan iklim dan dampaknya pada lingkungan perkotaan) (11/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.
Karya “Tebar Menyebar” terdapat instalasi batik tulis dan arsip kuitansi penjualan kain batik dari Yayasan Lasem Heritage mengenai kota Lasem. Narasi sejarah yang penuh kejayaan merekognisi penemuan seri arsip dari Nyonya Lien Kioe An sebagai saudagar batik yang terjual laris di Indonesia maupun mancanegara (13/10/2024). Foto oleh Mentari Ekspresi.
Display karya instalasi jaring karya Iwan Yusuf berjudul “Lambung Kiri Kanan”. Terbuat dari jaring ikan dengan ukuran 230cm X 800cm X 250cm (13/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.
CUBANG: Tabung Hidup Pulau Kecil di Samudra. Menceritakan perubahan Nusa Peninda yang bermula sebagai pulau hidup penuh kemandirian, berubah menjadi pulau yang tergantung hidupnya (13/10/2024). Foto oleh Mentari/EKSPRESI.

 

Mentari Mulya Dewi

Editor: Rosmitha Juanitasari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *