Ekspresionline.com
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Margin
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
Ekspresionline.com
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Margin
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik
No Result
View All Result
Ekspresionline.com
No Result
View All Result
Home Sentra

Penyebab Calon Tunggal di Pemilwa: Cegah Konflik Hingga Tak ada yang Menyalon

by Ismi Mardiyah
Jumat, 1 Januari 2021
in Sentra
0
Penyebab Calon Tunggal di Pemilwa: Cegah Konflik Hingga Tak ada yang Menyalon

Ilustrasi Calon Tunggal HIMA PGSD oleh Akhlal/EKSPRESI

Share on FacebookShare on Twitter

Ekspresionline.com–Pemilwa ketua HIMA FIP UNY baru saja digelar pada Rabu (23/12/2020) kemarin. Berdasarkan data yang diperoleh dari Instagram @kpufip2020 terdapat empat calon tunggal ketua HIMA yang maju pada pemilwa tahun ini, yakni PGSD Mandala, Psikologi, Administrasi Pendidikan, serta Bimbingan dan Konseling. Artinya, terjadi peningkatan jumlah calon tunggal dibanding pemilwa sebelumnya yang hanya terdapat tiga calon. Keberadaan calon tunggal ini bahkan sudah terjadi tiga kali berturut-turut di HIMA PGSD Mandala. 

Tanggapan terkait calon tunggal pada pemilwa disampaikan oleh pembina HIMA PGSD Mandala Banu, melalui panggilan WhatsApp pada Kamis (23/12/2020), ia menyampaikan bahwa keberadaan calon tunggal menurutnya memang tidak ideal. 

“Tidak ideal, karena jika calon tunggal mahasiswa kan hanya bisa memilih satu calon yang ada. Seharusnya minimal dua lah”. Meski demikian, ia berharap pengurus HIMA dapat menangani permasalahan calon tunggal secara mandiri. “Teman-teman mahasiswa ini kan sudah dewasa. Tentunya permasalahan seperti ini bisa diatasi secara mandiri” ungkapnya. 

Sedangkan menurut ketua HIMA PGSD Mandala, Insan menyebutkan keberadaan calon tunggal menurutnya dapat mencegah terjadinya perpecahan suara di dalam organisasi. “Kami beranggapan karena kami kampus daerah dan ditakutkan akan pecah suara apabila diberikan dua atau lebih kandidat kahim (ketua HIMA). Apabila pecah suara kami akan kesulitan dalam mengakomodir civitas akademika PGSD Kampus II (PGSD Mandala)” terangnya melalui chat WhatsApp pada Senin (21/12/2020) . 

“Kemudian mengapa terjadi selama tiga tahun berturut-turut, karena memang anggapan kita mengenai calon tunggal lebih baik walaupun kurang mempresentasikan demokrasi kampus, namun tetap saja banyak hal yang dipertimbangkan” sambungnya.

Insan menyebutkan bahwa gagasan terkait adanya calon tunggal memang sudah menjadi kesepakatan dalam forum. 

“Gagasan ini (calon tunggal ketua HIMA) sudah hasil musyawarah dalam forum. Jadi forum akan memilih sekitar 3 sampai 4 orang kemudian apabila kesepakatan dalam forum akan mengajukan tunggal maka akan dikerucutkan kembali hingga ada 1 calon ketua HIMA” terangnya. 

Meski demikian, ia menegaskan bahwa sistem pemilihan ketua HIMA tidak harus selalu sama setiap periode.

“Apabila calon kahim lebih dari satu itu tidak apa-apa, hanya saja forum harus tahu sebab dan akibatnya apabila perumusan tunggal ataupun lebih dari satu cakahim (calon ketua HIMA)” jelasnya.

Sebagai dasar pertimbangan, Insan juga menyebutkan beberapa kompetensi dalam menentukan calon ketua HIMA.

“Karena kita kampus daerah dan tugas kampus tersebut adalah menjaga eksternal kampus daerah tetap stabil, maka salah satu kompetensi yang harus dipenuhi adalah relasi, kemudian seperti pada umumnya pemimpin harus tanggung jawab dengan keputusan dan amanahnya, serta ramah dan mpan papan (tau apa yang harus dilakukan dalam situasi dan kondisi yang sesuai)”.

Insan juga menjelaskan proses kaderisasi yang dilaksanakan bagi calon ketua HIMA. “Proses kaderisasi dilakukan secara kultural, sehingga kami lebih sedikit fleksibel dalam memberikan bekal dan masukan untuk calon ketua HIMA yang baru” tuturnya. 

Dalam menentukan calon ketua HIMA, Insan menyebut pembina menyerahkan sepenuhnya kepada pengurus HIMA. Hanya saja nantinya harus dilaporkan kepada pembina untuk diberikan masukan dan saran.

“Pada dasarnya, untuk pemilihan nama dan siapa saja yang akan maju untuk jadi cakahim, pembina kami menyerahkan secara penuh pada pengurus HIMA, hanya saja nantinya harus dilaporkan kepada pembina untuk diberikan masukan dan saran untuk kedepannya” terangnya lebih lanjut. 

Sementara itu, kami juga mencoba menghubungi ketua HIMA Psikologi yang pada tahun ini juga mengajukan calon tunggal. Saat dihubungi melalui chat WhatsApp pada Selasa (22/12/2020) ketua HIMA Psikologi, Mehmed menerangkan adanya calon tunggal ketua HIMA Psikologi pada tahun ini disebabkan karena hanya ada satu calon saja yang mendaftar. 

“Ya karena hanya ada satu calon saja yang menyalonkan diri pada tahun ini” ungkapnya. 

Meski demikian, Mehmed menyayangkan adanya calon tunggal pada pemilwa ketua HIMA Psikologi tahun ini. 

“Dari awal kami menyayangkan kenapa calonnya hanya satu. Berarti ada yang belum ini nih, ada sesuatu yang mungkin belum saling dimengerti kenapa calon ketua HIMA seharusnya butuh lebih dari satu” ungkapnya lagi . 

Menurutnya, keberadaan calon tunggal membuat pelaksanaan demokrasi menjadi tidak berwarna.

Meski hanya ada satu calon, namun menurutnya kredibilitas calon ketua HIMA bisa dilihat dari sepak terjang selama ia menjadi pengurus HIMA.

“Kredibilitas calon ketua HIMA bisa dilihat dari segi keaktifan, pola pikir dan cara pandang. Selain itu prestasi dia selama menjadi pengurus HIMA”.  

Sebagai bentuk antisipasi kekosongan pada calon ketua HIMA, pengurus HIMA sebelumnya sudah menjaring nama-nama yang sekiranya memiliki potensi untuk menjadi ketua HIMA. 

Komentar terkait calon tunggal juga disampaikan Ketua KPU FIP UNY Gracia, saat memberikan informasi melalui chat WhatsApp pada Senin, (21/12/2020). Menurutnya, munculnya calon tunggal pada pemilwa tidak lepas dari pandangan mahasiswa terhadap politik kampus.

 “Penyebab mengapa ada calon tunggal sendiri ya, menurut saya itu balik lagi ke bagaimana kita selama ini mempersiapkan calon-calon seperti itu sebelum pendaftaran peserta pemilwa. Ini gak lepas juga dengan bagaimana pandangan seseorang terhadap politik kampus. Jadi walaupun sudah melakukan kaderisasi atau upaya apapun tetapi memang (mahasiswa) tidak banyak yang tertarik untuk menjadi peserta pemilwa”. 

Menurut Gracia, meskipun hanya ada satu calon yang mendaftar namun hal tersebut tidak menjadi masalah. 

“Ya jika yang mendaftar hanya satu itu tidak masalah. Jadi yang ada itu kita fasilitasi juga” terangnya. 

Terkait mekanisme pemilihan calon tunggal, Gracia juga menjelaskan bahwa mahasiswa bebas memilih antara calon tunggal dan kotak kosong. Hal tersebut sesuai dengan SK KPU No.01/SK-KPU/FIP UNY/2020, yang mengatur tentang pemilihan calon tunggal secara online serta kewenangan KPU untuk mengatur hal tersebut. 

 “Di section HIMA nanti akan ditampilkan dua pilihan, calon dan kotak kosong. Mahasiswa di HIMA tersebut bebas memilih yang mana saja” jelasnya.

Apabila nanti kotak kosong menang dalam pemilwa, ia menyerahkan kembali kepada HIMA yang bersangkutan. “Intinya kalo yang menang kotak kosong, kita serahkan kembali ke HIMA yang bersangkutan” tambahnya. 

Untuk mengatasi persoalan terkait adanya calon tunggal pada pemilwa selanjutnya, Mehmed menjelaskan HIMA perlu membuat kaderisasi ketua HIMA yang terarah, terukur dan mutlak. Hal ini dilakukan agar persiapan calon ketua HIMA benar-benar  matang. Selain itu, ia berharap adanya dukungan dari seluruh mahasiswa psikologi, DPO (Dewan Pertimbangan Organisasi), pengurus HIMA serta pihak lain untuk saling bekerja sama. 

Sementara itu, Insan mengembalikan keputusan terkait jumlah calon ketua HIMA pada forum. Jika nantinya forum menyepakati adanya calon lebih dari satu maka hal tersebut tidak akan menjadi masalah. Namun jika forum menyepakati hanya satu calon yang terpilih, maka  kemungkinan calon tunggal akan kembali terjadi pada pemilwa mendatang.

Ismi Mardiyah

Reporter : Ismi Mardiyah dan Krisna Danuaji

 

Tags: Calon TunggalFIPHimapemilwa
Previous Post

Sistem Pemilihan Rektor Cacat, Picu Polemik di UNY

Next Post

Kemendikbud Kirim Surat Rekomendasi Penilaian Ulang Calon Rektor Karena Sistem Senat Bermasalah

Next Post

Kemendikbud Kirim Surat Rekomendasi Penilaian Ulang Calon Rektor Karena Sistem Senat Bermasalah

Ekspresionline.com

© 2019 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY

Navigate Site

  • KONTRIBUSI
  • IKLAN
  • BLOG
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • TENTANG KAMI

Follow Us

No Result
View All Result
  • Sentra
  • Japat
  • Fokus
    • Analisis Utama
    • Laporan Khusus
    • Telusur
  • Berita
    • Lingkup Kampus
    • Lingkup Nasional
    • Lingkup Jogja
  • Perspektif
    • Ruang
    • Opini
    • Resensi
      • Buku
      • Film
      • Musik
  • Wacana
  • Margin
  • Sosok
  • Foto
  • Infografik

© 2019 Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI UNY