Ekspresionline.com–Pada 15 Juli 2024, akun Instagram PKKMB UNY resmi merilis susunan kepanitiaan yang terdiri dari delapan divisi dan empat panitia inti yang diambil dari anggota UKM di UNY. Hal ini menjadi kekecewaan banyak mahasiswa karena sistem open recruitment panitia PKKMB tidak terbuka dan cenderung mengabaikan mahasiswa yang menunggu pemberitahuan.
Diakui oleh Arwan, pemilihan panitia inti meliputi koordinator umum, sekretaris dan bendahara dilakukan secara acak lewat pengundian ketua UKM. Untuk panitia lain atau divisi dipilih oleh panitia inti di mana membuka peluang ketua UKM yang lain ikut berkontribusi.
“Perlu diketahui, PKKMB itu kepanitiaannya ada di Rektorat. Jadi, diserahkan di Rektorat. Mau nanti Rektorat mengubah konsepnya seperti apa, itu wewenang penuhnya ada di Rektorat. Bisa baca panduan PKKMB yang dirilis di Belmawa dari Kementerian.” Ucap Arwan Nur Ramadhan, salah satu penanggung jawab PKKMB KM UNY 2024.
Senada dengan yang dikatakan Arwan, Koordinator Umum (Kordum) PKKMB UNY tahun lalu juga mengatakan bahwa tanggung jawab PKKMB diturunkan ke Rektorat.
“Sebenernya, pengenalan kehidupan kampus itu menjadi tanggung jawabnya pusat (Kemendikbud dan Dikti). Nah, cuma diturunkan gitu. Jadi, dari Kemendikbud di turunkan ke universitas di mana yang bertanggung jawab itu adalah rektor. Tapi, rektor mengamanahi lagi ke wakil rektor bidang kemasiswaan dan alumni. Dari wakil rektor, turun lagi ke staf ahli kemasiswaan dan turun lagi ke mahasiswa.” Jawab Raihan Ammar, mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2021 yang menjadi kordum PKKMB 2023.
Menilik Sistem Pemilihan Kordum Tahun 2023
Memang secara struktural, PKKMB adalah tanggung jawab dari birokrasi dan kemahasiswaan. Sebelumnya, kemahasiswaan memberi peran kepada BEM terutama Kementerian PSDM.
“PSDM itu kan ranahnya ke kaderisasi sama pembinaan, ya. Maksudnya (PKKMB) dikasih ke PSDM (agar) kita tuh bisa merekrut teman-teman maba yang nantinya jadi regenerasi ormawa-ormawa. Tapi nggak di BEM doang, tapi kita menangi itu.” Terang Rosmeylla Afihan selaku Menteri PSDM BEM KM UNY.
Sebelumnya, pemilihan koordinator umum diawali dengan pembentukan Peraturan Keluarga Mahasiswa (PKM) tentang PKKMB yang nantinya akan disepakati oleh BEM dan DPM. Peraturan Keluarga Mahasiswa tersebut meliputi sistem pemilihan koordinator umum, tugas, pokok, fungsi dan lain sebagainya. Setelah disahkannya PKM tersebut, maka dibukalah pendaftaran koordinator umum.
Setelah pendaftaran, terdapat tahapan lain yakni seleksi berkas seperti minimal IPK, grand design, surat pernyataan tanggung jawab dan lain sebagainya. Setelah penyeleksian berkas, akan ada wawancara dengan lima pihak yakni ketua BEM, ketua DPM, ketua forkom UKM, pihak birokrasi dan juga koordinator umum tahun lalu.
“Setelah wawancara, besok atau lusanya (ada) uji publik. Panelisnya tuh lima orang yang tadi kita sebutin lagi. Dan ditanyain (juga) oleh teman-teman mahasiswa gitu, karena uji publik ya. Tentu terbuka untuk umum. Di uji publik itu kita mempresentasikan grand design dan tanya jawab dengan panelis dan audien.” Tutur Ammar.
Setelah tanya jawab tersebut, masing-masing calon melakukan orasi dengan pemilihan tema pendidikan, kekerasan seksual dan juga ekonomi. “Siapa yang memperoleh point tertinggi, dia menjadi koordinator umum gitu.”
Hal ini tentu berbeda dengan sistem pemilihan koordinator umum yang telah terjadi. Meski demikian, pada awalnya open recruitment untuk koordinator umum telah dibuka oleh Kementerian PSDM BEM. Hanya saja, ketika menghubungi birokrasi, barulah diberitahu bahwa sistem PKKMB akan diubah.
Ada pengalaman kurang mengenakkan yang diterima oleh Ammar terkait pemilihan kordum.
“Sebenarnya, kalau sesuai dengan peraturan, (kordum) masih terikat dengan BEM KM 2023. Cuma, tahun lalu itu BEM itu seolah-olah setangkapku adalah melepas gitu. Aku nggak tahu ada unsur apa disana, yang aku pahami adalah tahun lalu ada empat calon. Tiganya dari BEM KM, aku dari BEM FT gitu. Kemungkinan aku karena bukan dari BEM KM, jadi seolah-olah dilepas gitu. Karena ada beberapa situasi dan kondisi yang membuatku merasa dianggurin lah, atau dilepasin gitu dari BEM KM.”
Ia kembali bercerita bahwa setelah pengumuman penerimaan panitia dari open recruitment, ia tidak mendapatkan kebutuhan seperti kop dan logo BEM. Padahal saat pengumuman panitia tersebut, ia belum memiliki tim media sehingga tentu saja tidak ada kop ataupun logo. Pada akhirnya, seluruh koordinasi untuk panitia PKKMB 2023 dilakukannya sendiri.
Peluang UKM Unjuk Gigi
“Saya ingin merubah konsep utama PKKMB itu orientasinya untuk pemanduan prestasi. Jadi alasan utamanya untuk pemanduan prestasi supaya mahasiswa baru lebih tahu (tentang) PKM, NUDC, KDMI, dan PILMAPRES.” Ungkap Arwan. Untuk itulah, ketua UKM yang menjadi kontingen prestasi UNY diundi agar UKM lebih diminati sebagai pemberdayaan prestasi mahasiswa.
Arwan kembali menegaskan, perubahan sistem PKKMB ini diharapkan lebih berorientasi pada kepemanduan minat, bakat dan juga prestasi. Nantinya pameran prestasi juga akan di tambah dari awalnya hanya terdiri dari UKM saja menjadi lebih beragam.
Dalam draft pengonsepan PKKMB, pihak birokrasi menekankan pada diseminasi informasi program MBKM dan Prestasi Mahasiswa kepada mahasiswa baru untuk ikut serta mensukseskan target kinerja perguruan tinggi.
“Tanggal 19 April 2024, ada undangan untuk Ormawa tingkat universitas. Judulnya adalah koordinasi PKKMB-UNY. Tapi di dalam sana, terjadi pemilihan koordinator umum secara kocokan. Jadi nama ketua Ormawa tingkat UNY ditulis, dimasukin, dikocok. Namanya (yang keluar) jadi ketua.” Ammar menjelaskan tentang pemilihan koordinator umum PKKMB tahun ini. Jadi, secara saja sistem baru ini menegaskan bahwa PKKMB UNY adalah tanggung jawab birokrasi yang tidak hanya diberikan untuk BEM semata, namun juga UKM lain.
Selain itu, Arwan juga menginginkan bahwa senioritas di kampus hilang.
“Orientasi (PKKMB) kemarin itu hanya (digunakan) untuk menunjukkan eksistensi aja, pengen ketok bahwa saya senior, saya wong ampuh.” Jelasnya kembali, menurut pandangannya.
Selain itu, dengan pemilihan kordum secara acak lewat undian juga dapat mengurangi jarak mahasiswa baru dengan mahasiswa lama. Hal itu juga berkaca dari cerita Ammar perihal kesenjangan sosial pada pemilihan kordum tahun lalu tadi.
“Bagaimana mahasiswa baru itu kenal dengan kakak tingkatnya. Harapannya nanti mahasiswa baru akan lebih kenal dengan lingkungan dan kakak tingkat. Sehingga kalau (misalnya) kamu bingung nyari kos, (bisa) di bantu kakak tingkat. Kalau kamu bingung tentang mata kuliah, yang bantu kakak tingkat.” tutur Arwan setelah bercerita panjang.
PKKMB ini juga memberikan nuansa baru di mana maba tidak diwajibkan menggunakan sepatu pantofel dan penugasan seperti buku KIPAS. Harapannya, maba tidak mengeluarkan banyak uang serta berfokus pada peraihan prestasi lewat UKM.
Progres Panitia
“Perubahan sistem itu, sebetulnya nggak ada perubahan sistem yang masif gitu ya.” Kembali penanggung jawab PKKMB menegaskan.
Hingga saat ini, progres dari panitia telah meliputi rilis panitia, logo dan juga buku panduan PKKMB serta konfirmasi maba ke grup Telegram. “Untuk progres persiapan PKKMB sekitar 95 persen. Kita cek apakah efektif nggak tahun ini.”
“Progres dari PKKMB sendiri sekarang sudah selesai secara pengonsepan dan panduan teknis bersama birokrasi dan berdiskusi bersama fakultas. Dari pihak birokrasi kemarin membantu menyusun konsep dan berkoordinasi untuk pengonsepan PKKMB. Koordinasi tersebut di lakukan lewat grup chat, zoom dan juga rapat rutin di hari Jumat.” Ungkap Fawwaz, ketua Unstrat yang diamanahi sebagai kordum tahun ini dalam chat dengan Ekspresi.
Progres panitia sendiri dapat dipantau di akun Instagram resmi PKKMB KM UNY.
Vicky Sa’adah
Reporter: Aini Rizka Rahmadini, Dita Iva Sabrina, Lutfiya Lamya Dauratul Hikmah
Editor: Antasya Mahaditya Islami