Ekspresionline.com–Perubahan sistem pemilihan panitia PKKMB UNY 2024 memunculkan banyak pertanyaan dan menimbulkan persoalan baru. Diketahui bahwa tahun ini tidak ada pemandu dalam kepanitiaan PKKMB tingkat universitas. Hal tersebut menjadikan panitia fakultas yang tergabung dalam divisi pemandu akhirnya turut mengemban tugas sebagai pemandu universitas.
Mengenai persoalan ini dikonfirmasi langsung oleh beberapa pihak yang terlibat. Arwan selaku salah satu penanggung jawab PKKMB KM UNY 2024 mengatakan tidak ada pemandu dari universitas dan menggunakan pemandu dari fakultas. Dengan pertimbangan supaya mahasiswa baru lebih dekat dengan kakak tingkatnya dan terjalin sinergi di antara keduanya.
Pertimbangan lainya karena selama ini masih ada gap antara senior dengan junior sehingga sekarang dibuat tidak seperti itu lagi. Hal ini agar adik tingkat tidak merasa sungkan untuk bertanya ke kakak tingkat dan tidak ada lagi yang tertekan di kampus. Selain itu, agar efektif dan efisien karena panitia fakultas dan universitas jadi satu sehingga panitianya tidak banyak.
Adapun Fawwaz sebagai koordinator umum (kordum) PKKMB tahun ini juga mengonfirmasi bahwa memang tidak ada pemandu dalam kepanitiaan PKKMB UNY 2024. Fawwaz menjelaskan jika sebenarnya hal ini merupakan arahan dari birokrasi dan karena adanya pertimbangan birokrasi.
Seperti penjelasan Arwan, Fawwaz juga menyebutkan alasan yang sama di balik tidak adanya pemandu di tingkat universitas. “Di tahun lalu itu katanya banyak terjadinya senioritas lalu panitia juga terlalu banyak, ada pemandu fakultas, pemandu universitas terus nanti ada pemandu prodi, akhirnya pertimbangannya seperti itu [tidak ada pemandu universitas],” jelas Fawwaz.
Fawwaz menambahkan bahwa sebenarnya pun pihak birokrasi ingin ada delegasi dari setiap fakultas. Maka dari itu Fawwaz mengadakan diskusi dengan koordinator fakultas (koorfak), lalu akhirnya mengizinkan sepuluh orang panitia dari setiap fakultas masuk ke dalam gor dan mengisi bagian seperti koor fakultas, pemandu, kesehatan, dan keamanan sehingga hal ini akan membantu kepemanduan juga.
Pengambilan Keputusan dan Proses Koordinasi
Berdasarkan hasil wawancara awak Ekspresi dengan beberapa panitia, diketahui jika tidak ada keterlibatan panitia dalam menentukan keputusan terkait ditiadakannya pemandu universitas. Dari pemandu hingga kordum menyatakan bahwa mereka hanya mendapatkan informasi tanpa terlibat dalam pengambilan keputusan. Bahkan tidak ada arahan secara resmi ke pemandu fakultas mengenai hal ini.
“Engga ada [arahan] cuma kayak kan [ada] forum forkom koorfak sama sefakultas UNY gitu kan ya udah dibilangin engga ada pemandu univ, pemandu fakultas bisa membantu pengondisian maba,” ungkap Argalita yang merupakan koordinator pemandu FBSB.
Fawwaz juga mengatakan bahwa dari pihak panitia sudah sempat bertanya alasan kenapa tidak ada pemandu. “Kalau dari panitia ya itu sebenarnya udah sempet bertanya kenapa engga ada pemandu dan birokrasi menjawabnya seperti itu, jadi kami pun udah mengusahakan jadi udah engga bisa lagi akhirnya kami tetap mengikuti dari sana [birokrasi].”
Hal ini dikonfirmasi oleh Arwan jika memang pengambilan keputusan dilakukan tanpa melibatkan panitia yang mana dari mahasiswa. Menurut peraturan dari kementrian boleh melibatkan mahasiswa terkait teknisnya, sedangkan pengambilan keputusan bukan dari mahasiswa. Arwan juga menambahkan bahwa dari pihak birokrasi bukan meniadakan pemandu tetapi pemandunya dialihkan ke fakultas. Dengan tujuan panitianya menjadi satu keutuhan sehingga panitia pemandu digabung menjadi satu.
Lalu, terkait dengan koordinasinya Fawwaz menjelaskan untuk pertama dia berdiskusi dengan koorfak dari setiap fakultas. Kemudian untuk informasinya melalui beberapa kali forkom dengan humas, keamanan, kesehatan yang pasti sering membantu di PKKMB universitas. Ia pun memberikan panduan teknis kepada setiap koorfak agar semua informasinya dapat terkondisikan.
Mengenai koordinasi dengan pemandu itu disebutkan melalui forkom humas yang mana koor pemandu diikutsertakan ketika ada forum. “Kemarin kami juga sempet ikut forkom humas univ sama seluruh humas dari fakultas gitu jadi kemarin juga perwakilan itu, saya koor pemandu ikut,” tutur Friska Aulia sebagai koordinator pemandu FEB.
Anneck selaku wakil koordinator umum (wakordum) juga menjelaskan terkait dengan cara koordinasi dengan pemandu. “Untuk koordinasi itu kita ada grup juga, untuk koordinasi per divisi terus dari per fakultas juga kita semua yang terlibat dalam PKKMB itu kita adain forkom. Jadi, kita mencoba meminimalisir untuk terjadinya miskomunikasi dengan cara itulah kita melakukan komunikasi lewat forkom dan lain-lain,” jelasnya.
Tugas yang Dilimpahkan ke Pemandu Fakultas dan Kendala yang Dihadapi
Tahun ini PKKMB UNY tingkat univeritas tidak ada penugasan untuk maba, adanya hanya akses bestmart yang berupa materi. Dari birokrasi sendiri memang menghendaki tidak ada penugasan karena maba seharusnya dikenalkan dengan lingkungan kampusnya, bukannya malah diberikan penugasan.
“Mungkin sekarang dari birokrasi univ maupun birokrasi kami [FEB] itu tidak mau memberatkan maba. Jadi, penugasan itu emang pure dilimpahkan ke fakultas gitu dan fakultas pun juga dikurangin gitu loh penugasannya,” ungkap Friska terkait penugasan PKKMB untuk maba.
Firdaus Anbia atau biasa dipanggil Abi yang juga sebagai koordinator pemandu FEB, yang mana ia menambahkan jika untuk penugasan dari universitas itu dihilangkan supaya maba juga bisa lebih mengenal fakultasnya sendiri. Jadi, mungkin memang difokuskan ke fakultas saja agar tidak terlalu memberatkan maba.
Dikarenakan tidak ada penugasan dari panitia universitas, maka tugas pemandu fakultas hanya menginformasikan terkait teknis jalannya PKKMB. Panitia universitas juga memberikan buku panduan yang berisi seperti tata tertib, dress code, visi dan misi UNY, denah untuk masuk gor, dan lain sebagainya. Jadi, jika ada maba yang bertanya terkait PKKMB universitas maka pemandu bisa mengecek dibuku panduan yang sudah diberikan.
Kemudian juga dari pemandu menyebutkan kendala yang dihadapi karena persoalan ini. “Kendalanya karena dari univ cuma dikasih buku panduan tanpa ada pemandu beda sama yang dulu, [yang mana dulu] PKKMB univ itu buku panduannya dijelaskan secara rinci sama pemandu univ,” terang Rika Setianingrum selaku staf pemandu FBSB.
Argalita sendiri mengatakan jika kendalanya karena beberapa maba menanyakan pertanyaan yang sama sehingga ia harus merinci dan mengirim ulang ke grup besar pemandu. Kalau dari kedua koor pemandu FEB mengatakan bahwa kendala yang dihadapi, yaitu adanya miskomunikasi antara divisi lain dengan pemandu dan mengenai informasi yang terkadang simpang siur.
Tanggapan dan Dampak yang Terjadi
Tidak adanya pemandu universitas ternyata membuat pemandu fakultas merasa terbebani meskipun tidak ada penugasan. Banyak juga pemandu yang mengeluhkan hal ini karena dari pemandu fakultas sendiri pun lebih memfokuskan ke fakultas sehingga kurang memahami informasi terkait PKKMB universitas.
“Kalau dari aku ya sangat memberatkan sih dengan dihilangkannya pemandu univ, sebenarnya lebih ke koordinasinya aja sih bukan masalah penugasan,” ungkap Abi. Menurutnya juga jika tujuan birokrasi untuk menghilangkan penugasan itu tidak masalah, tetapi jangan pemandunya juga karena pemandu bisa sebagai penyampai informasi kepada maba terkait kegiatan PKKMB universitas.
Friska juga menambahkan jika hal ini memberatkan karena ia merasa tahun kemarin sangat terbantu dengan adanya pemandu universitas. Selain itu, maba bisa konsultasi ke pemandu universitas mengenai hal-hal yang mungkin belum mereka pahami mengenai PKKMB.
Adapun dampak dari persoalan ini seperti yang dipaparkan oleh Rika, “menurutku dari pemandu fakultas yang merangkap sama univ tuh membuat kita keteteran gitu.” Ini karena banyaknya informasi, baik dari universitas maupun fakultas itu sendiri sehingga membuat keteteran dan kebingungan harus membagikan informasi yang mana dulu.
Dari Fawwaz juga menjelaskan dampak negatifnya menjadi bergantung sekali dengan fakultas. Hal tersebut juga karena panitia PKKMB tingkat universitas jumlahnya sedikit tidak sebanding dengan banyaknya maba yang mendaftar tahun ini. Oleh sebab itu, panitia universitas sangat membutuhkan bantuan dari panitia fakultas karena jika tanpa bantuan pastinya akan sangat kewalahan.
Tim Advokasi yang Bergabung dengan Divisi Pengawasan
Selain dari pemandu fakultas yang merangkap menjadi pemandu universitas sekaligus, ternyata ada juga tim advokasi yang saat ini bergabung dalam divisi pengawasan. Padahal kabarnya pada tahun-tahun sebelumnya tim advokasi tidak tergabung dalam susunan panitia PKKMB. Namun, pada tahun ini tim advokasi justru tergabung dalam divisi pengawasan.
Rahmad selaku ketua tim advokasi dan koordinator divisi pengawasan menjelaskan terkait bagaimana arahan yang menjadikan tim advokasi masuk ke panitia PKKMB. “Terus kalau untuk arahan kita masuk ke panitia itu berdasarkan instruksi ketua umum yang di mana itu memang dari birokrasi. Ketua umum kita dari DPM itu memang meminta advokasi untuk masuk ke dalam pengawasan karena advokasikan tupoksinya dari awal cuma pengawasan dan juga aspirasi, kita juga jadi panitia juga tetap mencari aspirasi.”
Rahmad juga menambahkan bahwa dari panitia termasuk PI PKKMB dan PI advokasi saling bekerja sama. Adapun di antara mereka sudah ada kesepakatan kalau tim aspirasi dari advokasi tetap bisa menjadi wadah aspirasi. Bahkan tim media advokasi bisa masuk ke dalam divisi desain PKKMB.
Untuk proses koordinasinya sendiri disebutkan jika Rahmad langsung koordinasi dengan kordum dan wakordum beserta PI PKKMB UNY 2024.
Dita Iva Sabrina
Reporter: Dita Iva Sabrina, Najwa Aulia, Aini Rizka, Lutfya Lamya
Editor: Antasya Mahaditya Islami