Dilema Standar Good Looking pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Ilustrasi oleh Suden/Ekspresi

Ekspresionline.com–Jurusan Ilmu Komunikasi merupakan bidang studi yang mempelajari komunikasi dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, media, periklanan/publisitas, komunikasi interkultural, komunikasi media sosial hingga seni. Ilmu komunikasi berhubungan erat dengan masalah fundamental dari hubungan manusia dengan sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Ini jelas karena kehidupan manusia tidak akan lepas dari salah satu jenis interaksi, yaitu komunikasi.

Keuntungan Lulusan Ilmu Komunikasi

Sangat banyak keuntungan yang diperoleh dari seorang lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi. Mulai dari diperolehnya keterampilan menulis, berbicara, dan mendengarkan secara mumpuni, prospek kerja di dunia media – televisi, radio, koran hingga digital – terbuka lebar, dibutuhkan oleh perusahaan, khususnya pada divisi public relations, serta divisi marketing yang juga membutuhkan lulusan Ilmu Komunikasi. Ilmu komunikasi tak akan lekang oleh waktu. Sebab, di mana pun seseorang berada, setiap saat komunikasi selalu dibutuhkan. Kesempatan untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana sangat besar dengan beragam pilihan bidang minat di berbagai kampus bergengsi kelas dunia. Tak ayal jurusan tersebut menjadi salah satu program studi yang paling diminati oleh calon mahasiswa baru. Terbukti pada pendaftaran SNMPTN 2021 kemarin, Ilmu Komunikasi juga menjadi salah satu prodi dengan keketatan tertinggi di banyak PTN.

Di Jurusan Ilmu Komunikasi, public speaking merupakan salah satu kemampuan dasar yang wajib untuk dipelajari. Public speaking sendiri merupakan kemampuan untuk menyampaikan pesan yang efisien dan baik sehingga pendengar bisa memahami perkataan yang diucapkan. Tak hanya berbicara, di dalam public speaking juga akan belajar tentang gestur tubuh. Selain itu, dalam Jurusan Ilmu Komunikasi juga akan belajar marketing skill dengan mengetahui sistem penjualan secara umum dan berlandaskan pada prinsip-prinsip pemasaran. Ada juga kemampuan riset, pengolahan data, keterampilan menganalisis, dan bersikap kritis. Untuk yang lebih hard skill, dalam Jurusan Ilmu Komunikasi juga akan mempelajari cara menulis berita yang baik, skill videografi, fotografi, hingga desain grafis. Jadi, banyak ilmu baru yang akan berguna untuk lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi di masa depan. Tak hanya di dunia kerja, tetapi juga di kehidupan sehari-hari.

Pengaruh Penampilan dalam Komunikasi

Penampilan merupakan salah satu hal terpenting dalam komunikasi. Seorang kritikus seni sekaligus novelis John Berger pernah berkata bahwa pakaian, model rambut, dan seterusnya adalah sama tingkatannya dan digunakan untuk menyatakan identitas. Itulah mengapa fashion, pakaian, dandanan, dan keseluruhan yang menempel pada tubuh kita dianggap sebagai ekspresi yang dikomunikasikan terlebih dahulu sebelum kita berbicara. Penampilan yang mendukung kredibilitas seseorang adalah salah satu bentuk bahwa kita sudah dapat mengkomunikasikan diri kita dengan baik. Hal tersebut menyatakan bahwa kita telah dapat memberikan kesan yang baik pula. Persepsi yang muncul pada orang lain mengenai diri kita adalah sesuatu hal yang perlu diperhatikan.

Pengaruh dari penampilan turut memengaruhi dunia kerja apalagi dari bidang komunikasi. Penampilan menjadi salah satu poin yang dinilai bahkan saat mulainya proses wawancara. Para lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi dituntut untuk tidak hanya memiliki kecakapan dalam hal berkomunikasi tetapi juga dalam hal berpenampilan, mulai dari pakaian, riasan, dandanan, hingga faktor rupawan juga turut memengaruhi. Misalnya, ada dua orang perempuan, salah satunya akan dipilih untuk menjadi staf humas dari suatu perusahaan. Keduanya sama-sama lulusan Jurusan Ilmu Komunikasi, sama-sama memiliki kemampuan ilmu komunikasi yang mumpuni, menggunakan pakaian yang sama, riasan yang sama, dan dandanan yang sama. Pembedanya hanyalah yang satu dianggap cantik sedangkan yang satunya tidak. Kira-kira mana yang akan dipilih? Pastinya dapat ditebak yang diangap cantiklah yang akan lolos. Inilah yang menjadi salah satu faktor yang memengaruhi para mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi selalu terlihat sebagai mahasiswa yang fashionable, pandai berdandan, good looking, cantik-cantik, dan ganteng-ganteng. Bahkan hal tersebut seolah sudah menjadi suatu kebiasaan dan keharusan atau istilah lainnya adalah “standar” yang diakui, baik dari mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi sendiri ataupun dari mahasiswa jurusan lainnya.

Dilema yang Timbul

Terlihat fashionable dan good looking adalah hal yang baik. Namun, hal tersebut bersifat relatif alias tidak mutlak. Setiap individu memiliki kriteria cantik dan gantengnya masing-masing yang bisa dilihat tidak hanya dari wajah, tetapi juga dari hati. Begitu pula standar dari kecantikan/ketampanan atau standar berpenampilan yang baik itu berbeda-beda dari masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain, dari budaya yang satu dengan budaya yang lain, dari daerah yang satu dengan daerah yang lain. Standar cantik perempuan di Korea bisa jadi berbeda dengan yang ada di Rusia. Begitu pula standar ganteng di Amerika bisa jadi berbeda dengan di Afrika.

Dilema akan terjadi apabila seorang individu tidak masuk pada standar rupawan/penampilan yang ada pada lingkungan masyarakat tertentu. Seperti halnya yang banyak dialami oleh mahasiswa  Jurusan Ilmu Komunikasi yang dituntut untuk bisa tampil sempurna sesuai dengan standar yang dibuat oleh masyarakat wilayah tertentu. Misalnya, standar cantik yang dianut masyarakat Jogja adalah bertubuh kurus, berkulit putih, dan berhidung mancung. Standar terebut yang dipakai mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi di UNY. Maka akan menjadi dilema bagi mahasiswa perempuan yang punya tubuh gemuk, berkulit gelap/hitam, dan berhidung pesek, apalagi yang nantinya ia akan mencari kerja di Jogja yang jelas menggunakan standar tersebut. Karena hal itu, beberapa mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang kemudian merasa minder. Padahal, seperti yang kita tahu, rasa minder dapat merugikan diri kita sendiri karena menghambat kita dalam melakukan berbagai hal. Pastinya akan sangat disayangkan bila kita menjadi minder hanya karena penampilan fisik.

Citra Widyastoto

Editor: Arizqa Shafa Salsabila

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *