Sejumlah massa yang mengatasnamakan dari organisasi masyarakat (ormas) Gerbang Bintang Selatan (GBS), sekitar pukul satu siang memadati kantor Pembangunan Perumahan (PP), desa Palihan, Temon, Kulon Progo pada Senin (12/12). Aksi itu bertujuan untuk melakukan tuntutan terkait pembangunan bandara yang terhambat karena ada beberapa warga menolak digusur.
Dikutip dari laman jogja.tribunnews.com, GBS merupakan perkumpulan pelaku usaha pertambangan di Kulon Progo. Mereka juga sempat mendatangi kantor Bupati Kulonprogo di Wates, Pada November lalu. GBS, dalam rilisnya, menyatakan mendukung penuh atas proyek New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang sekarang masih dalam tahap pengosongan lahan. Bahkan dalam rilis tersebut, mereka siap mendirikan Pam Swakarsa. “Bila diperlukan kami akan membentuk Pam Swakarsa,” tulis mereka.
GBS juga menuding bahwa pembangunan bandara NYIA tersendat karena adanya provokasi dari warga luar Kulon Progo. Dalam rilis tertanggal 11 Desember tersebut juga menyatakan, agar pihak kepolisian tidak perlu ragu untuk menindak tegas para relawan, yang mereka sebut, para provokator.
Warga Menolak
Arif, salah satu warga Kulon Progo yang menolak bandara NYIA, mengaku sudah sejak lama ormas semacam itu ikut campur dalam urusan bandara. “Dulu ormas-ormas lebih banyak dan beragam,” ungkapnya. Tambah Arif, ormas-ormas acap menempelkan poster-poster probandara di sepanjang jalan di Palihan, Temon, Kulon Progo.
Uztaz Sofyan, juga seorang warga penolak NYIA, mengatakan bahwa mereka (ormas – red.) tidak punya lahan di sini, sehingga tindak aksi mereka yang dilakukan pada hari itu, tidak perlu digubris. Terkait para relawan solidaritas, Ustaz Sofyan menyarankan tak perlu ambil pusing. “Kalau kawan-kawan solidaritas, jelas mereka niatnya membantu warga,” terang Ustaz Sofyan di depan rumahnya, Selasa (11/12).
A. S. Rimbawana
Editor: Danang S