Hari Pertama PKKMB, Kadeppimjuang Akmil Isi Sesi Wawasan Kebangsaan
Ekspresionline.com—Universitas Negeri Yogyakarta kembali menghadirkan militer sebagai pembicara dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), Senin (19/8/19). Ade Adrian, Kepala Departemen Kepemimpinan dan Kejuangan Akademi Militer (Kadeppimjuang Akmil) hadir mengisi sesi wawasan kebangsaan. Ia menggantikan Gubernur Akmil, Mayor Jenderal TNI Dudung Abdurachman yang berhalangan hadir.
Dalam sesinya, Ade menyampaikan materi seputar isu strategis dan kompetisi global. Hal ini termasuk overpopulasi penduduk saat ini dan kelangkaan energi yang diprediksi terjadi pada tahun 2043.
“Jumlah penduduk di tahun 2043 akan mencapai 12,3 miliar di dunia. 9,8 miliar jiwa di daerah non-ekuator dan 2,5 miliar di daerah ekuator. Maka di tahun 2043, penduduk di daerah non-ekuator akan kehabisan energi dan mereka mulai melirik daerah ekuator yang memiliki iklim tropis,” jelasnya.
Ade juga sempat menyinggung sejarah Indonesia. Ia mengelompokkan beberapa tahun penting dalam sejarah Indonesia. Salah satu yang disorotinya adalah Peristiwa 1965.
“Telah terjadi peristiwa kelam bagi bangsa Indonesia masa itu di mana ada sekelompok orang-orang yang ingin mengubah ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis,” ujarnya. Namun ia tidak menjabarkan apa yang dimaksudnya sebagai peristiwa kelam.
Pembahasannya kemudian menyentuh pada bidang kemajuan teknologi beserta ancamannya. Menurut Ade, korupsi, ancaman radikalisme, perang siber, hoaks, narkoba, dan pornografi merupakan ancaman Indonesia pada masa mendatang.
Ade berujar bahwa persatuan adalah kata kunci untuk menangkal kompleksnya ancaman pada masa mendatang. “Kita harus memantapkan wawasan kebangsaan atau cinta tanah air dan bernegera,” katanya.
Ade sendiri mengisi studium generale bertajuk “Internalisasi Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara Bagi Mahasiswa di Era Milenial”. Selama tiga tahun terakhir, kalangan militer memang selalu dihadirkan sebagai pembicara dalam PKKMB UNY.
Arni Arta
Editor: Ikhsan Abdul Hakim
