Ekspresionline.com–Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2022, Presiden Joko Widodo mengukuhkan gelar Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) atas Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Keputusan ini disahkan di Jakarta pada Kamis, (20/10/2023).
Sayangnya, peralihan status UNY menjadi PTN-BH menimbulkan berbagai polemik. Salah satunya ialah pengadaan fasilitas sistem keamanan Fakultas Bahasa Seni dan Budaya (FBSB) yang dinomorduakan. Keharusan meminimalisir dana dikarenakan belum stabilnya keuangan UNY selepas berstatus PTN-BH, tentu mengakibatkan tidak maksimalnya pengadaan fasilitas dan peran dari sistem keamanan itu sendiri.
Kasus kehilangan berbagai barang terutama helm, yang marak terjadi di UNY, termasuk FBSB UNY, seakan semakin menerangkan kecacatan dalam pengadaan fasilitas sistem keamanan di kampus ungu.
Pemangkasan Petugas Keamanan
Saat ditemui pada (26/5/2023), Tien Kartika Komara Dewi, Koordinator Tata Usaha FBSB UNY, merincikan bahwa dalam susunan struktur sistem keamanan FBSB terdapat 5 satpam. Salah seorang ialah pegawai sekaligus koordinator, sedangkan sisanya adalah petugas keamanan yang dikontrak melalui sistem outsourcing. Selain itu, para petugas keamanan juga dibantu oleh 5 orang penjaga parkir yang tersebar di 4 wilayah parkir FBSB.
Adapun rincian SOP bagi para petugas keamanan FBSB terlampir di bawah ini.
Berikut wilayah yang harus ditertibkan oleh petugas keamanan FBSB.
Fahrur, salah satu petugas keamanan, menyatakan jumlah petugas yang kini tersedia tidaklah cukup untuk mengakomodir tugas-tugas yang mereka emban. Apalagi terdapat pemangkasan petugas dari yang semula 8, menjadi 5 petugas.
Terkait hal ini, Tien mengatakan bahwa pemangkasan disebabkan adanya aturan tidak boleh mengangkat pegawai lantaran tidak tersedianya dana sebab UNY masih berada di masa peralihan pergantian status menjadi PTN-BH.
”Dari UNY kan kita tidak boleh mengangkat pegawai lagi. Makanya tidak bisa angkat satpam lagi,” ungkap Tien.
Tien juga berujar, ”Fakultas baru mampu untuk [mengangkat] 5, dianggap 5 [petugas] itu sudah cukup karena satu shift itu biasanya 1 [bertugas siang], nanti yang 2 [bertugas] malam.”
Di sisi lain, Tien mengaku pihaknya terus berkoordinasi kepada para petugas keamanan, termasuk perihal pemangkasan petugas keamanan. Tak sejalan dengan pernyataan Tien, Sugeng, selaku koordinator petugas keamanan FBSB, mengatakan bahwa pihaknya tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
”Masalah itu [pemangkasan petugas keamanan] gak di anu [bicarakan], itu kan kebijakan PLA [Pusat Layanan Akademik],” tutur Sugeng pada Selasa (23/5/2023).
Lebih lanjut, Ikhsan dan Fahrur, selaku petugas keamanan, menilai bahwa jam kerja yang meningkat akibat minimnya jumlah petugas keamanan menjadi hal yang perlu disoroti. Sebab, meskipun berjaga di siang hari idealnya seorang satpam tidak berjaga sendirian.
”Satpam itu kan minimal 2 orang, bukan 1 orang. Kalau weekend 1 orang [bertugas] 12 jam, walaupun ada acara, kecuali, acara besar ada SK [satpam bisa ditambah],” jelas Fahrur dan Ikhsan yang ditemui di pos satpam FBSB, Sabtu (13/5/2023).
Hal ini juga merujuk pada kebijakan UNY yang membuka penyewaan sarana dan prasarana. Faktanya, penyewaan yang acap kali dilakukan selain di hari kerja, membuat petugas keamanan kewalahan. Terlebih, pada siang hari, saat petugas keamanan yang berjaga hanya 1 orang.
”Kebetulan kemarin yang jaga siang saya juga. Di sini [Pendopo Tedjo Kusumo] ada manten, di Labkar ada mini consert dari UGM itu. Kita kan sendiri, kita kewalahan sendiri. Saya cuma bisa himbau, yang di sana itu (Labkar), itu kan enggak ada petugas keamanan sama sekali, [penjaga] parkir juga enggak ada, panitia stand by di depan,” ungkap Fahrur.
Tien menyampaikan bahwa di beberapa waktu satpam selalu dilibatkan bilamana terdapat kegiatan-kegiatan tertentu. Dirinya juga menambahkan, satpam ataupun petugas parkir yang dilibatkan dalam kegiatan akan mendapatkan upah lebih.
Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang disampaikan oleh Ikhsan dan Fahrur. Ketika Fahrur berada di posisi harus menjaga FBSB di siang hari ketika terdapat acara yang berbeda di waktu yang sama ia tidak mendapatkan upah tambahan sama sekali.
”Acara memang besar, ada SK, surat dari kantor keluar, mungkin harus full team atau berapa personil itu baru kita bisa [menambah personil], tapi untuk selama ini, untuk itu malah belum pernah.” terang Fahrur.
Baik Ikhsan maupun Fahrur berharap adanya penambahan jumlah petugas keamanan. Sehingga, dalam menjalankan kewajiban sebagai petugas keamanan dapat tetap berlandaskan pada keidealan, salah satunya ialah tidak lagi ada shift yang hanya bertumpu pada 1 petugas. Terlebih tugas mereka harus menjaga FBSB secara keseluruhan, yang memiliki beberapa akses keluar masuk serta belasan gedung.
”Makanya kita, ya mudah-mudahan ditambah lah personilnya,” harap Ikhsan.
CCTV Tak Kunjung Diperbaiki
Matinya CCTV di lingkungan FBSB sudah menjadi rahasia umum. Semakin tampak, lantaran seorang mahasiswa Sastra Indonesia, Tova, yang kehilangan helm di parkiran PKM FBSB pada Senin (13/03/2023) tidak dapat mengakses CCTV guna melihat jejak pencuri helm yang ia pinjam.
Menanggapi hal tersebut, Sugeng memaparkan saat ini CCTV yang aktif hanya ada dua, di jalur masuk dan keluar. Itupun keduanya berpatok pada pengambilan gambar di lokasi yang hampir sama yakni gerbang FBSB, hanya saja melalui sudut yang berbeda. Sugeng menjelaskan bahwa ia sudah sering melaporkan hal ini, tetapi belum ditindaklanjuti dikarenakan tidak adanya dana.
”Sering dilaporkan, tapi belum ada, ya mungkin katanya dananya belum ada,” kata Sugeng.
Sejalan dengan pernyataan Sugeng, Tien pun memaparkan hal yang sama. Lebih lanjut, dirinya bahkan sudah mendapat laporan terkait kerusakan CCTV sejak Juli 2022 silam.
”Tahun kemarin masuk itu emang udah ada laporan [CCTV] rusak, tahun 2022 juli, saya masuk di sini. Itu saya terus kemarin juga saya sudah bilang ke pak koordinator,” imbuh Tien.
Meski sudah hampir satu tahun laporan terkait kerusakan CCTV masuk, tetapi perbaikan CCTV tak kunjung menemukan titik terang. Tien menuturkan bahwa pihaknya sudah mengagendakan untuk memperbaiki CCTV. Hanya saja, minimnya dana memaksa untuk mendahulukan hal yang dianggap lebih penting.
”Ya emang udah direncanain yang ini deh pemeliharaan udah diagendakan cuma waktunya kan ini masih mengutamakan yang lebih penting,” papar Tien.
Selanjutnya, Tien menjelaskan bahwa masa peralihan status UNY dari PTN-BLU ke PTN-BH menjadi akar dari menipisnya persediaan dana. Hal tersebut berimbas pada sulitnya melakukan pengadaan terkait fasilitas sistem keamanan yang memadai.
”Sekarang perubahan peralihan dari [PTN] BLU ke PTN-BH itu kan, anggaran dana itu masih ini ya belum normal, jadi masih penyesuaian gitu tapi tetap itu akan diperbaiki dari kemarin dari koordinator perlengkapan sudah mengatur dengan pimpinan dan itu emang rencana akan diperbaiki untuk CCTV,” tambah Tien saat ditemui di PLA FBSB, Jumat (26/5/2023).
Feninda Rahmadiah
Reporter: Alif dan Dhea
Editor: Alif Herlianti