Ekspresionline.com–Ratusan mahasiswa baru (maba) mengantre di depan Pusat Pengembangan Bahasa UNY pada Minggu (06/08/2023) untuk mengambil paket bundling snack. Paket snack tersebut akan digunakan untuk keperluan PKKMB yang dihelat pada hari Selasa (08/08/2023).
Bundling snack tersebut dipatok harga Rp10.000. Dengan harga tersebut, maba mendapatkan satu buah roti Sari Roti seharga Rp3.500 dan satu notebook berukuran A7 dengan sampul bertema PKKMB UNY 2023. Untuk mendapatkannya, maba perlu terlebih dahulu membayar bundle melalui transfer dan menunjukkan bukti pembayaran ketika pengambilan barang.
Berdasarkan informasi yang dibagikan, bundling snack ini merupakan kewajiban bagi maba. Namun, jumlah bundling yang disediakan tak sesuai dengan jumlah maba, sehingga terdapat sebagian maba yang tidak dapat membelinya. Selain itu, bundling tersebut dirasa kurang setimpal dengan harga yang dipatok bagi sebagian maba.
Bermula Dari Saran Untuk Sarapan
Pembelian paket snack ini bermula dari pemberitahuan dari panitia terkait keperluan yang wajib dibawa ketika PKKMB. Dalam informasi tersebut, tercantum bahwa mahasiswa baru wajib membawa air minum, Sari Roti varian bebas, notebook, dan alat tulis.
Informasi itu merupakan penugasan yang diwajibkan oleh panitia kepada mahasiswa baru. Ammar, selaku Koordinator Umum (Kordum) PKKMB 2023, berujar bahwa pertimbangan untuk membawa sarapan telah direncanakan ketika Technical Meeting dan Temu Pertama (TMTP) PKKMB.
“[Tugas membawa sarapan] sudah direncanakan pada saat ada kejadian saat TMTP, kelas kecil itu. Ada maba yang belum sarapan tapi malah sakit,” tutur Ammar pada Ekspresi, Selasa (08/08/2023). “Jadi kita wajibkan buat maba bawa Sari Roti dan notebook itu.”
Menghindari hal tersebut, panitia kemudian mengusulkan untuk mewajibkan maba membawa sarapan, setidaknya roti dan minuman. Sejalan dengan usul tersebut, birokrasi juga menyarankan hal yang sama.
“Jadi dari birokrasi menyampaikan [kepada panitia untuk mengatur] bagaimana caranya maba ini nggak sakit, dengan mereka sudah sarapan,” jelas Ammar.
Fazida, Koordinator Materi PKKMB pun mengiyakan adanya usulan dari birokrasi tersebut. “Jadi dari birokrasi itu mengharapkan atau menganjurkan bahwa maba itu membawa bekal ataupun udah sarapan sebelum adanya kegiatan di hari H [pelaksanaan] di GOR untuk meminimalisir maba yang sakit ataupun tumbang atapun pingsan dan lain sebagainya.”
Sarapan tersebut menjadi tugas yang wajib dilakukan oleh maba. Dengan mewajibkan sarapan, Ammar bermaksud untuk memastikan setiap maba sudah sarapan sebelum mulai berkegiatan. “Makanya dengan adanya penugasan itu mereka bisa tergerak untuk sarapan begitu lo,” imbuhnya.
Lebih lanjut, roti dipilih sebagai makanan untuk sarapan dengan mempertimbangkan aturan GOR dan karena dinilai praktis.
“Dari kami [panitia] mempertimbangkan satu dan lain hal seperti di dalam GOR yang tidak boleh membawa makanan yang memicu bau-bau menyengat,” ujar Fazida, Koordinator Materi PKKMB UNY. “[Selain itu] mempertimbangkan bahwa roti pilihan yang cukup baik karena roti cukup praktis dan juga ekonomis.”
Simpang Siur Pembelian Paket Bundling Snack
Informasi pembelian paket bundling snack disebarkan melalui grup gugus di WhatsApp dan Telegram. Dalam informasi yang dibagikan, tercantum catatan bahwa bundle tersebut bersifat wajib bagi mahasiswa baru. Hal tersebut termuat pada bagian akhir dari pengumuman yang dibagikan, yang tertulis, “Wajib untuk mahasiswa baru dan dibawa ketika pelaksanaan PKKMB UNY.”
Namun, meskipun tertulis wajib, penyebaran informasi tersebut tidak merata dan simpang siur. Informasi itu tak didapatkan maba secara serentak, tetapi berbeda hari. Walaupun pre-order bundle snack dibuka pada tanggal 2 hingga 5 Agustus 2023, terdapat maba yang baru mendapatkan informasi pada hari H pembagian.
“[Pertama kali mendapatkan informasi] tadi pagi,” ujar Andgi, maba Prodi Teknik Sipil, ketika diwawancarai Ekspresi, Minggu (06/08/2023). Di sisi lain, Rama, maba Prodi Pendidikan Teknik Mesin yang berada dalam gugus yang sama dengan Andgi, mengaku mendapatkan informasi dua hari sebelumnya.
Tak hanya itu, terdapat pula maba yang pada akhirnya tidak kebagian memesan bundling snack akibat kehabisan stok meskipun diwajibkan. Akhirnya, mereka diminta untuk membeli sendiri makanan dan membawa buku catatan sendiri.
“[Pembelian bundling snack] wajib. Namun ada yang bilang ternyata kalau udah nggak ada stok, [sehingga] beli makanan sendiri, beli sendiri-sendiri,” jelas Zidan, maba Pendidikan Bahasa Inggris pada Ekspresi, Minggu (06/08/2023).
Sejalan dengan apa yang diutarakan Zidan, Andini, maba Psikologi, juga menyampaikan hal yang serupa. “Katanya buat mahasiswa baru wajib, tapi ada yang bilang, kan ada estimasi itu pembayarannya yang belum sempet katanya suruh bawa sendiri, yang penting bawa Sari Roti sama notebook-nya,” jelas Andini.
Pernyataan para maba tersebut dikonfirmasi oleh Akhdaan, Koordinator Pendamping PKKMB UNY. Menurutnya, bundling tersebut hanya bersifat opsional.
“Jadi kita menyediakan [roti dalam bentuk paket bundling]. Terus maba yang mau beli ya beli. Jadi walaupun kita mewajibkan, sebenarnya dalam artian maba itu harus bawa [roti] begitu,” terangnya.
Menurut Akhdaan, pembelian bundling tersebut bertujuan untuk mengakomodasi penugasan yang telah diberikan kepada mahasiswa baru.
“Itu kita untuk mempermudah maba saja. Jadi maba tidak perlu ribet-ribet buat membeli ke luar. Jadi kita menyediakan [bundle snack],” imbuhnya. “Jadi kita menyediakan Google Form, lalu diisi, lalu didata. Ya sudah, besoknya diambil. Ada batas waktunya.”
Menanggapi informasi pembelian paket bundling tersebut, Reta, maba Prodi PGPAUD mengungkapkan pendapatnya mengenai hal tersebut. Ia merasa pembelian paket bundling tersebut tidak terlalu diperlukan.
“Sebenarnya nggak perlu banget-banget sih, soalnya kan bisa nyari [sendiri] di luar dan itu rotinya kan terserah gitu [variannya],” jelas Reta, yang pada hari itu harus menaiki Trans Jogja dari Pakem ke UNY untuk mengambil bundle-nya. “[Rotinya] bisa diakses semuanya, karena [merknya] Sari Roti.”
Selain dirasa kurang diperlukan, paket bundling ini juga dirasa kurang setimpal dengan harga yang dipatok, terutamanya untuk roti yang didapatkan. Dengan harga Rp10.000, maba mendapatkan roti bermerk Sari Roti jenis Choco Bun dengan tulisan harga Rp3.500 tertera di bungkusnya dan sebuah notebook kecil.
Rama, yang datang dari Banguntapan untuk mengambil bundle tersebut, merasa bisa mendapatkan roti jenis lainnya, seperti roti sobek.
“[Bundle-nya] kurang worth it,” ujarnya. “Awalnya ngira dapat roti sobek, ternyata dapat roti biasa. Ekspektasinya terlalu tinggi.”
Di sisi lain, Andini menyarankan agar ketentuan pembelian paket bundling ini lebih diseragamkan.
“Kalau dari saya sendiri, ini sebenarnya yang lain juga ada keringanan buat beli sendiri seharusnya dari awal dikompakin aja, nggak usah [beli] gitu. Tapi, kan, ini ada pihak sponsor jadi ya kita ikut beli,” tuturnya.
Ambil Keuntungan dan Keterbatasan Jumlah Bundling
Terdapatnya maba yang tidak kebagian memesan bundling snack tak terlepas dari terbatasnya jumlah roti yang disediakan panitia. Penyediaan roti tersebut berada dalam ranah Sponsorship, yang mengajukan kerja sama dengan Sari Roti untuk mengakomodasi hal tersebut.
Arista, Koordinator Sponsorship PKKMB UNY 2023, mengonfirmasi bahwa pihaknyalah yang mengakomodasi pembelian paket bundling tersebut. Jelasnya, ia mengajukan kerja sama berdasarkan usulan dari Ammar dan birokrasi agar maba membawa sarapan.
“Itu aku dapat info dari Ammar. Birokrasi udah acc [setuju], jadi ya udah kenapa nggak, kan kerja sama. Semisal nggak ada ini [kerja sama] juga nggak apa-apa, dan kalau udah perintah gitu, ya, kita jalankan,” terang Arista saat diwawancarai Ekspresi pada Minggu (06/08/2023).
“Itu bukan dari kami yang [mengusulkan] bundling itu. Cuma [kami] sudah ngadain kerja sama ini. Ammar [Kordum PKKMB] yang bilang maba nanti kasih ini [roti], suruh bahwa roti, tapi kita juga ngadain kerja sama gitu,” imbuhnya.
Namun, berkebalikan dengan pernyataan Arista, Ammar justru memberikan keterangan bahwa pihak Sponsorship mendapatkan tawaran dari Sari roti.
“Jadi karena dari teman-teman Sponsorhip ditawarin Sari Roti yang harganya segini-segini, ya udah kita ambil,” jelas Ammar.
Paket bundling snack yang disediakan panitia berjumlah 4 ribu buah paket. Jumlah tersebut tentu kurang mencukupi jumlah maba yang mencapai lebih dari 10 ribu orang. Pihak Sponsorship mengaku bahwa jumlah tersebut ditentukan karena mereka belum mendapatkan data jumlah pasti maba yang final.
“Dengan segitu banyaknya [maba] dan jumlah nggak pasti, belum dikonfirmasi juga, jadi susah kalau mau pesen banyak [roti]. Dari awal kita nargetin 4 ribu [roti],” jelas Arista.
Jumlah yang terbatas tersebut mengakibatkan tidak seluruh maba mendapatkan paket bundling yang ditawarkan. Selain itu, Ammar mengaku mereka mengalami keterbatasan waktu untuk memfasilitasi bundling bagi seluruh maba.
“Sebenarnya ingin kami fasilitasi semua, Cuma karena waktu mepet dan lain sebagainya, jadinya begitu [tidak seluruh maba terfasilitasi],” ungkap Ammar.
Harga paket bundling yang ditawarkan adalah sebesar Rp10.000. Dari keterangan yang diberikan oleh Ammar, harga tersebut terdiri dari Sari Roti seharga Rp4.000 dan notebook dengan harga Rp6.000. Ia mengaku panitia tak mengambil keuntungan dari penjualan bundle tersebut.
“Rp4.000 Sari Roti, Rp6.000 buku. Itu pun kita nggak ambil keuntungan karena memang sebenarnya kami gak mau begitu,” terang Ammar.
Berbeda dengan keterangan Ammar, Arista selaku Sponsorship menyatakan bahwa rincian harga paket bundling tersebut mencakup Rp3.500 untuk harga Sari Roti dan Rp4.500 untuk notebook. Setidaknya, panitia mengambil untung Rp2.000 untuk tiap paket bundling-nya. Ia juga menambahkan bahwa harga tersebut, khususnya Sari Roti, mendapatkan potongan harga dari Rp4.000 menjadi Rp3.500.
Meskipun mengaku bahwa panitia tidak mengambil keuntungan dari penjualan bundle, Ammar menyatakan bahwa mereka mendapatkan keuntungan dari potongan harga roti oleh sponsor.
“Cuma dapat potongan harga doang dari Sari Roti. Bukan potongan harga, istilahnya mereka ngasih keuntungan buat kita, karena sudah mengajak kerja sama,” ungkap Ammar.
Hanya Ada Akomodasi Makan Siang
Saat pelaksanaan PKKMB, maba hanya mendapatkan akomodasi makan siang. Hal ini disampaikan oleh Tita selaku Koordinator Konsumsi PKKMB UNY 2023.
“Kita menyediakan makan siang. Iya, makan siang aja,” terang Tita saat diwawancarai awak Ekspresi pada (06/08).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa maba diimbau untuk sarapan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan PKKMB. “[Untuk] sarapan, mahasiswa diimbau untuk sarapan sebelum keberangkatan. [Ketika] mereka dibariskan di fakulatas, mereka akan sarapan,” imbuh Tita.
Imbauan tersebut kemudian dijadikan penugasan bagi maba untuk wajib sarapan dengan membawa makanan. Adanya penugasan yang diberikan dimaksudkan untuk menjamin dan memastikan agar maba telah sarapan sebelum berkegiatan PKKMB.
“Kalau misal kita [panitia] cuma mengimbau, khawatir kalau [ada] maba yang terlalu bersemangat malah melalaikan sarapan. [Kami khawatir] ketika pengondisian di GOR, nanti dia sakit atau gimana.”
Atas dasar antisipasi tersebut, panitia mengubah imbauan menjadi penugasan yang bersifat wajib. “Makanya itu kita kasih penugasan benar-benar menjamin kalau mabanya itu sarapan, gitu,” lanjut Tita menjelaskan.
Penugasan tersebut hadir karena tidak adanya akomodasi sarapan bagi maba. Pihak panitia tidak dapat mengakomodasi hal tersebut. “Kalau dari kita sendiri, nggak menyediakan untuk makan paginya, sarapan nggak menyediakan. Tapi, untuk makan siang kita menyediakan untuk maba. Nanti dibagikan setelah mereka keluar dari GOR, [saat] pulangnya maksudnya,” ucap Tita.
Keterbatasan dana menjadi penyebab dari tidak adanya akomodasi sarapan bagi maba. Dana yang dialokasikan untuk konsumsi maba adalah sebesar Rp15.000 per orang. Dana tersebut diambil dari alokasi yang diberikan oleh birokrasi yaitu sebesar Rp25.000 untuk tiap maba. Alokasi tersebut dianggarkan untuk satu hari kegiatan PKKMB.
Dana Rp25.000 itu kemudian tidak hanya dialokasikan bagi konsumsi maba, melainkan juga untuk kebutuhan panitia dalam menyelenggarakan acara PKKMB. “Kalau di PKKMB sekarang itu, kita per kepala itu Rp25.000 per hari. [Dana] Rp25.000 itu buat anggaran maba, tapi juga dipakai untuk panitia,” terang Anik selaku Bendahara PKKMB saat diwawancarai Ekspresi pada Selasa (08/08/2023).
Hal tersebut terjadi karena pihak birokrasi tidak memberikan pembiayaan tersendiri bagi kebutuhan panitia dan kelangsungan acara PKKMB. “Nggak, nggak ada,” imbuh Anik saat ditanya mengenai pembiayaan untuk PKKMB.
Tidak adanya pembiayaan tersendiri bagi panitia berimbas pada pemotongan alokasi dana yang diberikan kepada maba. Dana Rp25.000 per orang kemudian yang dialokasikan hanya sebesar Rp15.000 untuk kebutuhan konsumsi, sedang sisanya digunakan untuk kelangsungan acara PKKMB dan akomodasi konsumsi panitia.
Mengenai alokasi Rp15.000 bagi konsumsi maba, Ammar selaku Kordum PKKMB berpendapat bahwa angka tersebut sudah cukup untuk konsumsi maba. Terlebih lagi, ia mengaku mempertimbangkan konsumsi panitia yang tidak teranggarkan.
“Kita anggarkan Rp15.000 karena di angka Rp15.000 itu cukup, tidak buruk untuk konsumsi mahasiswa baru. Dan juga panitia kan perlu konsumsi, kami panitia nggak teranggarkan konsumsinya. Hanya mahasiswa baru yang teranggarkan konsumsinya,” jelas Ammar.
Ayu Cellia Firnanda
Reporter: Meira, Nugrahani, Celli, Rosmitha, Naila, Lia
Editor: Nugrahani Annisa